Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan JP Morgan Saat Grup Astra Topang LQ45 Pekan Ini, Saham BBCA-TLKM jadi Penekan

Indeks LQ45 naik 0,14% didorong saham Grup Astra, meski BBCA dan TLKM menekan. JP Morgan optimis pada Astra dengan target harga Rp6.250.
Warga memantau pergerakan saham di layar telepon pintar di Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Abdurachman
Warga memantau pergerakan saham di layar telepon pintar di Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks LQ45 menguat tipis sepanjang 19–22 Agustus 2025 seiring lonjakan saham Grup Astra. Namun, pelemahan sejumlah saham big cap perbankan dan telekomunikasi menahan laju indeks unggulan ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Sabtu, (23/8/2025), saham blue chip yang tergabung dalam LQ45 menguat sebesar 0,14% ke level 822,21. Pergerakan indeks didorong oleh kinerja saham Grup Astra, yakni PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR). 

Saham ASII tercatat naik 13,43% sepanjang pekan dan berkontribusi 5,88 poin terhadap LQ45. Adapun, UNTR meningkat 7,5% dengan tambahan 1,13 poin.

Selain itu, saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) ikut menopang pergerakan LQ45 dengan kontribusi 0,69 poin. Saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) juga menguat 28,21% dan mendorong indeks 0,36 poin.

Dari sektor konsumer ritel, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) naik sebesar 1,77% dengan kontribusi 0,34 poin, disusul oleh PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR).

Di sisi lain, sejumlah saham big cap menjadi penekan indeks. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terkoreksi 2,87% dan memangkas 3,52 poin dari LQ45. 

Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga tertekan 2,11% dan mengurangi 1,57 poin, sedangkan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah 0,49% dengan kontribusi negatif 0,62 poin. 

Sejumlah saham defensif lain seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), sertap PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) turut membukukan koreksi tipis dan menjadi penekan LQ45. 

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,50% selama sepekan dan ditutup pada level 7.858,85 dari sebelumnya di 7.898,37. Rata-rata nilai transaksi harian juga turun menjadi Rp17,92 triliun. Akibatnya, kapitalisasi pasar BEI mengalami penurunan sebesar 0,81% secara mingguan menjadi Rp14.131 triliun. 

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan bahwa meski secara nilai mengalami penurunan pada perdagangan 19–22 Agustus 2025, volume transaksi tetap bertumbuh. 

“Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini sebesar 10% menjadi 39,47 miliar lembar saham dari 35,88 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” kata Kautsar dalam keterangannya.

LAJU KENAIKAN SAHAM ASTRA 

Saham-saham Grup Astra menorehkan peningkatan signifikan pada perdagangan akhir pekan ini seiring dengan rencana strategi perseroan yang berpotensi mengerek imbal hasil bagi pemegang saham. 

Selain ASII dan UNTR, saham PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) mencetak kenaikan 6,96% ke level Rp2.460 kemarin. Harga ini mencerminkan kenaikan 14,95% dalam sebulan dan tumbuh 6,96% sejak awal tahun (year to date/YtD).

Capaian positif juga diperlihatkan oleh saham Grup Astra lainnya, seperti PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dan saham PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) 

JP Morgan, dalam riset terbarunya, memberikan pandangan positif bagi Astra. Laporan tersebut menjelaskan bahwa pengumuman strategic review Astra membawa potensi pada peningkatan imbal hasil bagi pemegang saham.

“Kami melihat Astra akan meningkatkan praktik alokasi modalnya yang pada akhirnya akan menghasilkan rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi,” tulis Tim Riset JP Morgan dikutip Bisnis pada Jumat (22/8/2025).

JP Morgan memproyeksikan rasio tebaran dividen ASII akan meningkat menjadi 65% pada 2026 dibandingkan 50% pada periode sebelumnya. 

Astra juga diperkirakan akan menghasilkan free cash flow tahunan sebesar Rp25 triliun – Rp30 triliun pada 2025–2027, menyiratkan 86%–95% dari laba bersih. Hal ini dinilai menjadi batas teoritis untuk pembayaran dividen Astra. 

Sejumlah katalis itu membuat JP Morgan memberikan peringkat overweight pada saham ASII dengan target harga di level Rp6.250 per lembar.

“Kami terus menilai Astra berdasarkan imbal hasil dividen karena kami yakin bahwa bisnis inti Astra adalah ex-growth, dan investor semakin memandang Astra dari perspektif imbal hasil,” tulis Tim Riset JP Morgan.

Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren menjelaskan dalam strategic review, Astra berencana mempertimbangkan aspek kinerja saham agar menghasilkan imbal hasil atau return yang optimal bagi pemegang saham.

“Selama ini perseroan [ASII] cenderung fokus pada kinerja fundamental atau pertumbuhan bisnis dan pembagian dividen,” tulis Edi dalam risetnya.

 

_______________

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro