Bisnis.com, JAKARTA - Sukuk Tabungan seri ST011 ramai diburu oleh investor, sehingga DJPPR Kemenkeu kembali menambah kuota pemesanan ST011 menjadi Rp13 triliun. Hingga akhir masa pemesanan pada 6 Desember 2023, penjualan ST011 diprediksi tembus Rp15 triliun, jika pemerintah terus menambah kuota.
Berdasarkan data salah satu mitra distribusi Investree per Selasa, (21/11/2023) pukul 14.15 WIB, ST011-T2 telah terjual sebesar Rp7,90 triliun atau 93,02% dari target. Karena tingginya minat investor, target pemesanan ST011-T2 dinaikkan menjadi Rp8,5 triliun.
Selanjutnya, Sukuk Tabungan ST011-T4 telah terjual sebanyak Rp3,71 triliun atau 82,59% dari target. Kuota ST011-T4 juga ditambah, dari sebelumnya Rp4 triliun menjadi Rp4,5 triliun. Sehingga total kedua seri ST011 tersebut telah terjual sebesar Rp11,62 triliun.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, jika pemerintah terus menambah kuota ST011, maka penjualan diprediksi menembus angka Rp15 triliun, atau bahkan lebih.
"Menurut saya di atas Rp15 triliun masih bisa kalau memang pemerintah terus menambah kuota ya, karena memang timing-nya ST011 ini dibandingkan seri sebelumnya dari sisi kupon lebih tinggi," ujar Ramdhan saat dihubungi Bisnis, Selasa, (21/11/2023).
Sebagai informasi, Sukuk Tabungan seri ST011-T2 dengan tenor dua tahun memiliki imbal hasil (kupon) minimalnya 6,30% per tahun floating with floor, dengan tanggal jatuh tempo pada 10 November 2025.
Baca Juga
Sementara itu, ST011-T4 dengan tenor 4 tahun, memiliki imbal hasil (kupon) minimalnya 6,50% per tahun floating with floor. Tanggal jatuh tempo pada 10 November 2027.
Ramdhan mengatakan, tren permintaan investor untuk ST011 masih akan terus berlanjut, terutama didorong penguatan yield SBN acuan 10 tahun yang melandai 0,11% ke level 6,72%, dan juga US Treasury Yield 10 tahun yang turun ke level 4,39% pada Selasa, (21/11).
Kendati demikian, menurutnya pasar SBN RI masih dipengaruhi ketidakpastian global, terutama arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve. Sedangkan dari dalam negeri, pasar SBN termasuk ST011 turut dipengaruhi oleh suku bunga Bank Indonesia atau BI7DRR yang dinaikkan ke level 6% pada RDG BI Oktober 2023.
Senada, Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan untuk estimasi penjualan ST011 hingga akhir masa penawaran dapat mencapai hingga Rp15 triliun.
"Dengan tingginya minat investor terhadap ST011, saya perkirakan penjualan ST011 bisa mencapai sekitar Rp13 sampai Rp15 triliun hingga 6 Desember 2023," ujar Reza kepada Bisnis, Selasa (21/11/2023).
Menurut Reza, beberapa faktor penyebab larisnya ST01 yaitu kupon ST011 lebih tinggi dari rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN. Terlebih, ST011 memiliki fasilitas early redemption yang memungkinkan investor untuk mencairkan sukuk sebelum jatuh tempo tanpa dikenakan biaya oleh pemerintah.
Dia bilang, pasar SBN dibayangi sentimen kebijakan The Fed yang cenderung hawkish dan menaikkan suku bunga acuan yang dapat meningkatkan tekanan instabilitas pasar keuangan global dan domestik, ditambah konflik di Timur Tengah yang kian memanas. Namun menurutnya kondisi perekonomian domestik masih cukup kuat seiring pemulihan pasca-pandemi Covid-19.