Bisnis.com, JAKARTA — DJPPR Kemenkeu resmi menambah kuota pemesanan Sukuk Tabungan seri ST011 menjadi Rp10 triliun, dari sebelumnya Rp8 triliun. Hingga Rabu, (15/11/2023) ST011 telah terjual sekitar Rp7,62 triliun dari kedua seri.
Perlu diketahui, ST011 ini merupakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel terakhir di tahun 2023 yang diterbitkan oleh DJPPR Kemenkeu dengan masa penawaran mulai 6 November 2023 hingga 6 Desember 2023. ST011 diluncurkan dalam dua seri yakni ST011-T2 tenor dua tahun, dan ST011-T4 tenor empat tahun.
Mengacu data salah satu mitra distribusi Investree per Rabu, (15/11/2023) pukul 10.10 WIB, ST011-T2 telah terjual sebesar Rp5,09 triliun atau 84,94% dari target. Pemesanan ST011-T2 telah menembus target sebelumnya sebesar Rp5 triliun, sehingga targetnya dinaikkan menjadi Rp6 triliun.
Berikutnya, penjualan ST011-T4 telah terjual sebanyak Rp2,53 triliun atau 63,28% dari target. Kuota ST011-T4 juga ditambah, dari sebelumnya Rp3 triliun menjadi Rp4 triliun.
Sukuk Tabungan seri ST011-T2 dengan tenor dua tahun memiliki imbal hasil (kupon) minimalnya 6,30% per tahun floating with floor, dengan tanggal jatuh tempo pada 10 November 2025.
Sementara itu, ST011-T4 dengan tenor 4 tahun, memiliki imbal hasil (kupon) minimalnya 6,50% per tahun floating with floor. Tanggal jatuh tempo jatuh pada 10 November 2027.
Baca Juga
Sebagai informasi, karakteristik ST011 dengan imbal hasil floating with floor artinya jika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik, maka imbal hasil ST011 juga akan ikut naik. BI baru saja menaikkan suku bunga ke level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Oktober 2023 lalu.
Adapun, ST011 tidak dapat diperdagangkan atau dialihkan (non-tradeable), namun memiliki fasilitas early redemption tanpa dikenakan biaya oleh pemerintah.
Minimal pemesanan kedua seri tersebut sebesar Rp1 juta, berlaku kelipatan. Maksimal pemesanan ST011-T2 sebesar Rp5 miliar, sedangkan untuk ST011-T4 maksimal pemesanannya Rp10 miliar.
Bagi investor yang ingin membeli ST011, sejauh ini terdapat 32 mitra distribusi (midis), di antaranya Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank DBS Indonesia, BRI Danareksa Sekuritas, Bibit, hingga Investree.
"Melalui penerbitan Sukuk Tabungan seri ST011, pemerintah akan membiayai proyek ramah lingkungan di dua sektor yakni transportasi berkelanjutan dan ketahanan terhadap perubahan iklim," tulis DJPPR Kemenkeu dalam laman resminya.