Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) masih membukukan rugi bersih hingga kuartal III/2023. Kendati demikian, pendapatan perseroan mengalami peningkatan.
Berdasarkan laporan keuangan di laman BEI, KAEF mencatat rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp177,36 miliar susut 1,97% secara year-on-year (yoy) hingga 30 September 2023, dibandingkan periode sama 2022 yang merugi sebesar Rp180,93 miliar.
Pada saat bersamaan, pendapatan KAEF terpantau naik 8,15% yoy menjadi Rp7,71 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp7,13 triliun.
Direktur Utama KAEF David Utama mengatakan, pertumbuhan ini ditopang oleh meningkatnya penjualan produk etikal sebesar 12,25% menjadi Rp2,89 triliun, dari tahun sebelumnya Rp2,58 triliun.
Selain itu, dia bilang, penjualan produk generik pada periode 9 bulan 2023 menembus Rp1,82 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,43 triliun atau tumbuh 27,17% yoy.
"Pertumbuhan ini mencerminkan upaya perseroan dalam memenuhi dan menjaga ketersediaan produk generik bagi masyarakat di Apotek Kimia Farma maupun apotek, rumah sakit, dan toko obat pihak ketiga," ujar David dalam keterangannya, dikutip Selasa, (31/10/2023).
Baca Juga
Lebih lanjut, penjualan produk Over The Counter (OTC) secara konsolidasi tumbuh stabil sebesar 2,56% dari Rp1,62 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp1,66 triliun pada kuartal III/2023.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok KAEF ikut terkerek 6,25% menjadi Rp4,89 triliun, dibanding kuartal III/2022 sebesar Rp4,60 triliun.
Adapun, KAEF masih mencatatkan laba bruto sebesar Rp2,81 triliun periode 9 bulan 2023, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,52 triliun.
Kas dan setara kas pada akhir periode perseroan juga tercatat naik 7,95% yoy menjadi Rp792,72 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp734,28 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset KAEF naik menjadi Rp20,55 triliun hingga 30 September 2023, dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp20,35 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp11,10 triliun, dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp11,01 triliun. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp9,44 triliun, dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp9,33 triliun.