Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Ekspansi Apotek Kimia Farma (KAEF), Tambah Gerai hingga IPO

PT PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) akan membawa anak usaha PT Kimia Farma Apotek (KFA) IPO dan terus menambah gerai baru.
Rizqi Rajendra,Szalma Fatimarahma
Kamis, 26 Oktober 2023 | 06:15
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) David Utama memberikan pemaparan saat acara Leader’s Day di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (11/10/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) David Utama memberikan pemaparan saat acara Leader’s Day di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (11/10/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi BUMN PT PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) akan membawa anak usaha PT Kimia Farma Apotek (KFA) melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). KAEF juga memacu ekspansi penambahan apotek KFA.

Direktur Utama KAEF David Utama mengatakan hal tersebut memang menjadi salah satu aksi korporasi yang ditargetkan perusahaan. Namun dia menegaskan bahwa hajatan IPO KFA belum akan dilakukan dalam waktu dekat atau setidaknya hingga 2024. 

"Tapi mungkin tidak di 2024 karena sekali lagi kami mau melakukan IPO yang memberikan nilai baik untuk investor. Apakah itu di 2024? saya masih ragu, apakah itu di 2025? kemungkinan besar iya," ujarnya dalam agenda Investor Daily Summit 2023 di Jakarta Selatan, Rabu (25/10/2023). 

Adapun, Dirut Kimia Farma itu menyebut pihaknya saat ini tengah berfokus untuk membenahi fundamental perusahaan agar menjadi semakin solid. Hal tersebut dilakukan agar perusahaan dapat memberikan return yang memuaskan bagi para investor. 

Tak hanya itu, langkah itu juga diharapkan dapat membantu KFA untuk berhasil melakukan IPO dengan nilai fund rise atau penggalangan dana yang cukup besar, bahkan hingga ke kisaran triliunan. 

"Kimia Farma itu total bisnisnya sudah Rp12 triliun, kalau di-inject cuma urusan berapa miliar doang kan tidak ada manfaatnya. Jangan cuma cape cari dana ala kadarnya, tapi kita mesti memberikan return yang benar ke investor kalau mau IPO," lanjut David. 

Sebagaimana diketahui, rencana perseroan untuk memboyong anak usaha IPO telah santer terdengar sejak 2021 atau sesaat setelah emiten farmasi tersebut masuk ke holding BUMN.

Mengutip informasi dari laman resmi perusahaan, Kimia Farma tercatat sebagai pemegang saham pengendali dengan total sebanyak 59,99% saham KFA. Sementara itu, 20% saham dimiliki oleh PT Akar Investasi Indonesia, CIZJ Limited sebanyak 20%, dan Yayasan Kesejahteraan Keluarga Kimia Farma (YKKKF) sebanyak 20% saham. 

Ekspansi Apotek

Sementara itu, David Utama buka-bukaan soal biaya yang digelontorkan perseroan untuk melakukan penambahan jumlah apotek baru yang nilainya tembus ratusan miliar.

Setidaknya, hingga akhir 2023 Kimia Farma membidik untuk menambah 100 outlet baru sebagai upaya untuk ekspansi perluasan jaringan apotek. Adapun pendanaannya bersumber dari belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan.

"Kalau apotek kami mau tambah 100 lagi hingga akhir tahun. Satu apotek itu biayanya rata-rata Rp1 miliar sampai Rp5 miliar, kalau dilihat total capex dengan laboratorium dan lain-lain sekitar Rp100 miliar sampai Rp500 miliar," ujar David dalam kunjungannya ke Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (8/8/2023).

Sebelumnya, KAEF baru saja membuka 23 outlet baru di seluruh Indonesia yang secara serentak diluncurkan pada 7 Juli 2023.

Sebagai informasi, sejauh ini Kimia Farma telah memiliki sebanyak 1.244 farmasi, 10 pabrik obat yang tersebar di Jawa Bali, 48 titik distribusi, dan lebih dari 400 klinik.

Tak hanya itu, David membeberkan strategi perseroan untuk mencapai target pendapatan dan laba bersih tahun 2023. KAEF menargetkan pendapatan sekitar Rp11 triliun dan laba Rp130 miliar hingga akhir tahun.

“Kalau dari pendapatan menurut saya kami akan mencapai target. Tapi untuk laba, kami akan melakukan efisiensi-efisiensi yang kami harus terus jaga, tapi mudah-mudahan kami juga bisa capai target,” jelasnya.

Adapun, emiten BUMN farmasi ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp19,47 miliar pada semester I/2023, berbalik positif dari rugi bersih semester I/2022 sebesar Rp206,30 miliar. 

KAEF juga mencatat kenaikan pada pendapatan sepanjang semester I/2023. Mengutip laporan keuangan yang dirilis Senin (31/7/2023), pendapat perusahaan naik 11,78 persen secara yoy menjadi Rp4,95 triliun, dibandingkan semester I/2022 yang sebesar Rp4,43 triliun. 

Kontribusi pendapatan KAEF ditopang oleh peningkatan jasa layanan laboratorium medis dan klinik, serta peningkatan penjualan berbagai  produk yang ditawarkan KAEF. 

"Strateginya di setiap lini, kami secara komersil harus terpetakan dengan baik, untuk cost kami harus kelola dari segi efisiensi harus kami jalankan, jadi strategi pencapaian finansial kuncinya di eksekusi dan efisiensi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper