Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Irawati Setiady mengungkap strategi perseroan untuk mendorong penjualan dan laba bersih sepanjang semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, Kalbe membukukan penjualan neto sebesar Rp17,08 triliun sepanjang semester I/2025. Penjualan bersih itu naik 4,59% year-on-year (YoY) dari Rp16,32 triliun pada paruh pertama 2024.
Pada saat yang sama, KLBF mengantongi pertumbuhan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar 9,36% YoY dari Rp1,8 triliun menjadi Rp1,97 triliun pada semester I/2025.
Manajemen Kalbe menyampaikan kenaikan laba bersih itu didorong oleh pertumbuhan penjualan bersih,perbaikan laba kotor, pengelolaan biaya operasional yang baik serta dampak positif dari laba non-operasional. Berdasarkan segmennya, laba bersih KLBF dipacu oleh pertumbuhan positif bisnis obat resep, produk kesehatan, serta distribusi dan logistik.
KLBF juga mencatat perbaikan margin pada semester I/2025. Margin laba kotor meningkat menjadi sebesar 41,1% dibanding semester pertama 2024 karena bauran produk dan harga bahan baku yang stabil.
Presiden Direktur Kalbe Farma Irawati Setiady menyampaikan di tengah gejolak eksternal, kinerja KLBF pada semester I/2025 cukup positif, dengan pertumbuhan volume permintaan yang dibarengi dengan perbaikan margin.
“Berbagai inisiatif strategis seperti ekosistem onkologi, pengembangan obat biologis dan alat kesehatan berjalan sesuai rencana dan kami melanjutkan rejuvenasi brand pada kategori produk konsumer,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (4/8/2025).
Walaupun menghadapi ketidakpastian dari kondisi finansial dan geopolitik global, Irawati mengatakan Kalbe percaya bahwa perseroan mampu terus tumbuh dan memanfaatkan peluang dalam industri kesehatan Indonesia untuk memperkuat kemandirian kesehatan Indonesia.
Di tengah risiko geopolitik dan fluktuasi keuangan global, KLBF terus mengelola rantai pasokan dan persediaan dengan tetap mengutamakan ketersediaan produk.
Untuk mempertahankan margin ke depan, Kalbe akan terus menjaga efisiensi bisnis dengan pemanfaatan digitalisasi serta mengelola efektivitas pemasaran untuk meningkatkan pertumbuhan. Manajemen Kalbe memastikan perseroan juga mengelola penggunaan mata uang asing untuk keperluan impor bahan baku.
Perseroan mempertahankan outlook pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada 2025 di kisaran 8%– 10%.
KLBF juga mempertahankan kebijakan dividen dengan rasio 45%–55% terhadap laba bersih. Untuk memberikan nilai yang optimal bagi pemegang saham, KLBF masih melanjutkan program pembelian kembali saham yang dianggarkan sebesar Rp250 miliar, setelah merealisasikan Rp1 triliun dari program sebelumnya.