Bisnis.com, JAKARTA -- PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) optimistis dapat melanjutkan tren positif untuk kinerja keuangan. Emiten farmasi BUMN ini juga mulai merancang aksi korporasi initial public offering (IPO) anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA).
Hingga semester I/2023, Kimia Farma mampu memperbaiki kinerja dengan membukukan laba Rp19,47 miliar. Pada periode yang sama tahun 2022, KAEF masih membukukan rugi bersih senilai Rp206,30 miliar.
Bisnis mencatat Kimia Farma mematok target laba senilai Rp130 miliar dengan pendapatan pada Rp11 triliun pada 2023. Dengan kata lain, raihan pada paruh pertama 2023 ini masih terpaut cukup jauh dari target.
David Utama, Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) optimistis perseroan dapat terus melanjutkan kinerja positif. Beragam upaya pembenahan yang dilakukan selama setahun terakhir telah membuahkan hasil.
"2024 kami akan turn around karena saya sudah mengerjakan ini selama setahun lebih. Growth yang mau kita laksanakan double digit, tapi yang saya mau pastikan ebitda dan net income kami positif," jelasnya ditemui dalam agenda BNI Investor Daily Summit, Rabu (25/10/2023).
David menjelaskan KAEF terus bertransformasi untuk menciptakan operational excellence sesuai dengan level yang dicita-citakan. Menurutnya, operational excellence sangat penting untuk menopang kenaikan pendapatan Kimia Farma pada beberapa tahun mendatang.
Sebagai informasi, David Utama baru menduduki posisi puncak di KAEF selama 1,5 tahun setelah ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir pada Oktober 2022. Sebelumnya, David pernah menjabat sebagai CEO Genaral Electric Healtcare Asean (2010-2016) dan Direktur Utama PT Medela Potentia, anak usaha PT Dexa Medica pada 2029 lalu.
"Growth is not problem di Kimia Farma tapi operational excellence is, jadi saya harus juga mengatakan bahwa kinerja kita akan membaik tetapi memang ada saatnya kinerja kita itu harus membereskan masa lalu terlebih dahulu," tambahnya.