Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas melanjutkan penguatannya pada penutupan perdagangan Jumat (20/10/2023) waktu setempat, dan menuju kenaikan mingguan kedua berturut-turut, karena kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dalam konflik Timur Tengah menambah daya tarik emas sebagai aset safe-haven.
Berdasarkan data Blomberg, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange ditutup naik US$13,90 atau 0,70% ke level US$1.994,40 per troy ounce. Sedangkan harga emas spot naik 0,35% ke level US$1.981,40 per troy ounce.
Israel meratakan distrik Gaza utara setelah memberikan peringatan setengah jam kepada keluarga-keluarga untuk melarikan diri, dan menyerang sebuah gereja Kristen Ortodoks di mana orang lain berlindung, karena jelas bahwa perintah untuk menyerang Gaza diperkirakan akan segera diberikan.
“Orang-orang beralih ke emas dan menemukan rasa aman di tengah risiko geo-politik. Jika terjadi eskalasi konflik di Timur Tengah, harga emas akan menembus US$2.000,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, sebagaimana dikutip Reuters.
Emas telah naik 2,5% minggu ini, dan bertambah hampir US$160 sejak awal konflik.
Dari sisi teknis, “kegagalan untuk memicu konsolidasi dan koreksi kembali ke US$1.946 yang sudah lama tertunda dapat menyebabkan harga bergerak lebih tinggi dan pada akhirnya menantang resistensi di sekitar US$2.075, rekor tertinggi nominal dari tahun 2020,” kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, tulisnya dalam sebuah catatan.
Baca Juga
Di pasar fisik, pedagang emas di India terpaksa menawarkan diskon lebih besar karena lonjakan harga domestik memperlambat permintaan menjelang hari raya besar.
Sementara logam mulia lainnya seperti perak telah naik 1,4% menjadi US$23,35 per ounce, platinum juga naik 0,7% menjadi US$896,47. Keduanya ditetapkan untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
Paladium naik 0,9% menjadi $1,104.18, namun menuju penurunan mingguan keempat berturut-turut.