Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Refleksi OJK Atas Pasar Modal Indonesia, jadi Penopang Ekonomi RI

OJK menilai pasar modal Indonesia tetap tangguh dan berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi 5,12% di semester I/2025, meski sempat mengalami tekanan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025 yang digelar di Jakarta, Selasa (11/2/2025)/dok. OJK
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025 yang digelar di Jakarta, Selasa (11/2/2025)/dok. OJK
Ringkasan Berita
  • OJK menilai pasar modal Indonesia tetap tangguh meski menghadapi tantangan.
  • IHSG sempat turun lebih dari 9% pada April 2025, namun berhasil pulih dan ditutup menguat di level 7.533,38 pada Agustus 2025.
  • Dalam 5 tahun terakhir, IHSG dan jumlah emiten meningkat signifikan, menunjukkan ketahanan dan adaptasi pasar modal Indonesia terhadap gejolak eksternal.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat kondisi pasar modal Tanah Air tetap resilient meskipun di awal tahun ini menghadapi tantangan yang besar.  

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan pasar modal Indonesia masih punya kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% dalam semester I/2025.

"Sepanjang semester I/2025 ekonomi tetap tumbuh sebesar 5,12% year on year (YoY) yang mencerminkan kokohnya fondasi ekonomi nasional. Pasar modal Indonesia berperan penting dalam menopang stabilitas ekonomi," kata Mahenda dalam acara 48 Tahun Diaktifkannya Pasar Modal Indonesia, Senin (11/8/2025).

Menilik perkembangan pasar modal sepanjang 2025 ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat ambles lebih dari 9% pada perdagangan Selasa 9 April 2025, sampai kemudian Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan mekanisme trading halt atau pembekuan perdagangan sementara.

Dalam sepekan itu (8-11 April 2025), IHSG sempat ditutup berada di level 6.262,22. Pada penutupan perdagangan terakhir, Jumat (8/8/2025) IHSG ditutup menguat 43,20 poin di level 7.533,38.

"Meskipun dalam kuartal kedua tahun ini, maupun di awal tahun ini mengalami tekanan berat, namun kita bisa lihat bahwa pasar modal Indonesia tetap mampu menunjukkan resiliensi dan kapasitas adaptasi yang baik," tegasnya.

Dalam 5 tahun terakhir, IHSG melesat pesat dari yang berada di 418,32 pada 2000. Sementara itu, jumlah emiten juga bertambah dari 286 emiten pada 2000 dan saat ini per 8 Agustus 2025 menjadi 954 emiten.

Kapitalisasi pasar juga melesat dari Rp260 triliun pada 2000 menjadi Rp13.555 triliun per 8 Agustus 2025. Kemudian, single investor identification (SID) juga meningkat pesat dari hanya berjumlah 320.506 pada 2012 dan sekarang sudah berjumlah 17.465.864.

"Ini menjadi bukti bahwa infrastruktur pasar modal kita semakin tangguh dalam menghadapi gejolak eksternal, dan komitmen bersama kita untuk menjaga stabilitas dan kepastian sekalipun dengan kondisi ekstrenal yang tidak semakin mudah," tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro