Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah kapitalisasi pasar atau market cap pasar modal Indonesia mencapai Rp20.000 triliun pada 2029 atau akhir periode pemerintahan Prabowo-Gibran.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan kapitalisasi pasar modal Indonesia tumbuh hampir 10% dari awal tahun atau secara year to date hingga Jumat (8/8/2025), atau mencapai Rp13.555 triliun.
“Kalau kita lihat, market cap kita tumbuh hampir 10% dari Januari 2025, dan market cap kita nomor 17 ya di bursa global,” kata Iman dalam konferensi pers HUT ke-48 Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Baca Juga : 48 Tahun Reaktivasi Pasar Modal Indonesia, Bos OJK: Ada 13 Perusahaan Antre dalam Pipeline IPO |
---|
Dia melanjutkan, target BEI kapitalisasi pasar modal ini dapat mencapai 10 besar pada 2029-2030 mendatang.
Iman juga menyebut market capitalization pasar modal mencapai rekor tertinggi pada Juli lalu, melampaui Rp13.700 triliun.
“Jadi kami berharap rekor market cap ini akan terus terlampaui, seiring dengan peningkatan kondisi perusahaan, kondisi global, walaupun kita tahu sampai sekarang tantangan global tidak mudah,” ucap Iman.
Untuk mendukung target pemerintah terkait dengan pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencapai 8%, kata Iman, Bursa akan mendukung dengan upaya-upaya untuk pendalaman pasar modal.
Menurut Iman, Bursa akan menambah suplai dari 943 emiten pada 2024, menjadi 1.200 emiten pada 2029. Iman menuturkan penambahan jumlah emiten ini juga akan didorong oleh perusahaan-perusahaan lighthouse yang melakukan penawaran umum atau initial public offering (IPO).
Lalu, Bursa juga menargetkan peningkatan likuiditas, dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar Rp12,85 triliun menjadi Rp20 triliun pada 2029.
Peningkatan likuiditas ini menurut Iman dapat membuat market cap Bursa naik menjadi Rp20.000 triliun pada 2029, dari Rp12.336 triliun pada 2024.