Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang RDG BI, Rupiah Bisa ke Rp16.000 per Dolar, Pemerintah Bisa Apa?

Analis memprediksi nilai tukar rupiah bisa melemah menembus Rp16.000 per dolar as, meski RDG BI memutuskan akan menaikkan suku bunga acuannya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (25/7/2023). - Bisnis/Arief Hermawan P.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (25/7/2023). - Bisnis/Arief Hermawan P.

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah diramal bergerak melemah di hadapan dolar AS hingga Rp16.000 meski Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) diramal akan menaikkan suku bunga pada pertemuan hari ini, Kamis (19/10/2023). 

Head of Research NH Korindo Liza Camelia Suryanata menjelaskan posisi rupiah yang berada di kisaran Rp15.700 membuka peluang pelemahan lebih dalam bahkan hingga ke Rp16.000 per dolar AS.

“Rupiah menuju target Rp15.950 hingga Rp16.000 per dolar AS,” katanya, Kamis (19/10/2023). 

Liza menjelaskan pula keputusan menaikkan suku bunga oleh Bank Indonesia merupakan pilihan terakhir dalam melakukan usaha stabilisasi nilai tukar rupiah. Padahal pemerintah memiliki pilihan lain yang akan mendongkrak rupiah di hadapan dolar. 

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemerintah dapat menerbitkan global bond dengan denominasi dolar AS. Pemerintah terakhir menerbitkan global bond pada Januari lalu dengan raihan dana hingga US$3 miliar. 

Saat itu, Pemerintah RI menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) di Amerika Serikat dengan tiga seri, yaitu seri pertama RI0128A memiliki jangka waktu 5 tahun, sedangkan seri kedua RI0133 memiliki jangka waktu 10 tahun, dan seri ketiga RI0153 memiliki jangka waktu 30 tahun. Penerbitan ini dilakukan dalam format SEC-Registered pada tanggal 5 Januari 2023.

Langkah kedua, kata Liza, pemerintah dapat membuka keran ekspor komoditas vital. Meskipun langkah ini dianggap akan menggugah harga diri bangsa. 

Ketiga adalah Pemerintah harus melakukan sosialisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia dan skema Devisa Hasil Ekspor (DHE) dengan lebih intens dan mengandung lebih banyak insentif. 

“Intervensi pasar menggunakan Foreign Reserve kita yang makin depleting dan ingat kita juga harus jaga kecukupan pembiayaan impor yang aman sesuai standar international 3 bulan,” imbuhnya. 

Seperti yang diketahui, RDG BI akan dilaksanakan pada 18-19 Oktober dengan prediksi BI mempertahankan suku bunga di level 5,75% sampai akhir tahun. 

 “Namun, yang akan berbeda adalah penekanan BI untuk lebih menstabilkan nilai tukar rupiah dan bagaimana bank sentral itu mengantisipasi dan memitigasi jika The Fed terus bersikap lebih hawkish di masa depan,” kata Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka dalam riset harian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper