Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah melemah ke Rp15.804 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (19/10/2023) menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).
Mengutip Bloomberg, Kamis (19/10/2023) pukul 09.23 WIB, rupiah tercatat melemah 0,47% atau 74,5 poin menuju ke level Rp15.804 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam tersebut terpantau mengalami stagnasi pada posisi 106,56.
Senasib dengan rupiah, beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut tertekan di hadapan dolar AS, misalnya won Korea yang melemah 0,49%, peso Filipina melemah 0,25%, rupee India yang terkoreksi 0,01%, dolar Taiwan melemah 0,18%, baht Thailand melemah 0,06%, serta ringgit Malaysia yang melemah hingga 0,34%.
Di sisi lain, mata uang lain di kawasan Asia justru perkasa di hadapan dolar AS. Yen Jepang, misalnya, yang menguat sekitar 0,09% atau 0,13 poin menuju ke level 149,80. Lalu ada dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,02%, dolar Singapura naik 0,01%, serta yen China yang naik 0,05%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi sebelumnya memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan ditutup melemah ke rentang Rp15.710-Rp15.770.
Pelemahan nilai tukar rupiah berpeluang terjadi seiring munculnya prediksi RDG yang akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75% bulan ini, atau bahkan hingga akhir 2023.
Baca Juga
Meski demikian, Ibrahim menilai BI akan melakukan intervensi lebih dalam upaya menstabilkan nilai tukar rupiah dan mengantisipasi sikap hawkish The Fed ke depannya.
Dari mancanegara, dirinya menyebut pergerakan rupiah hari ini juga akan dipengaruhi oleh perilisan data penjualan ritel AS yang tumbuh lebih dari ekspektasi pada September 2023.
Hal ini mendorong kekhawatiran pasar terhadap inflasi yang tinggi dan berpengaruh pada kemungkinan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sekai lagi tahun ini.