Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah menuju level Rp15.725 pada perdagangan hari ini, Rabu (18/10/2023).
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (18/10/2023) pukul 09.11 WIB, rupiah tercatat melemah 0,06% atau 9,50 poin dari posisi sebelumnya. Sementara indeks dolar AS terus melanjutkan penguatan ke level 106,26 atau naik tipis 0,01%.
Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut tertekan di hadap dolar AS. Di mulai dari dolar Singapura yang melemah 0,03%, dolar Taiwan yang turun 0,16%, peso Filipina melemah 0,02%, hingga ringgit Malaysia yang melemah 0,24%.
Di sisi lain, yen Jepang menjadi salah satu mata uang yang menguat terhadap dolar AS, dengan apresiasi 0,05, diikuti oleh won Korea yang menguat 0,09%, rupee India yang tercatat naik tipis 0,02%, yen China menguat 0,18%, serta baht Thailand yang terapresiasi 0,11%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif dan berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.690-Rp15.750 pada hari ini, Rabu (17/10/2023).
Pergerakan mata uang rupiah hari ini diperkirakan masih akan dibayangi oleh pelaporan neraca perdagangan Indonesia per September 2023 yang berhasil mencatatkan surplus sebesar US$3,42 miliar atau tumbuh 0,30% secara month-to-month.
Baca Juga
Kemudian, Bank Indonesia (BI) juga melaporkan penurunan angka utang luar negeri Indonesia pada Agustus 2023. Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir 2023 tercatat turun ke US$395,1 miliar dolar AS, dibandingkan Juli 2023 yang berada di US$397,1 miliar.
Sementara itu, dari mancanegara, pelaku pasar akan menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang akan disampaikan pada Kamis (19/10/2023). Adapun pedagang dana berjangka The Fed memperkirakan peluang 33% kenaikan suku bunga pada Desember 2023 dan adanya 10% peluang naiknya suku bunga pada November 2023.