Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI024 laris terjual hingga Rp3,47 triliun dari kedua seri selama seminggu ditawarkan hingga Minggu, (15/10/2023).
Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) Kemenkeu mematok target penjualan masing-masing Rp5 triliun dari kedua seri ORI024.
Berdasarkan data mitra distribusi Investree, Minggu, (15/10/2023) pukul 10.30 WIB, ORI024 seri T3 atau tenor 3 tahun telah terjual sebanyak Rp2,72 triliun, dari target penerbitan sebesar Rp5 triliun. Itu artinya, ORI024 T3 telah terjual 54,45% dari target.
Sementara itu, ORI024 seri T6 atau tenor 6 tahun telah terjual sebanyak Rp747,78 miliar dari target penjualan Rp5 triliun. Alhasil, hingga kini ORI024 T6 baru terjual 14,96% dari target.
Dengan demikian, kecenderungan investor Tanah Air lebih dominan untuk memburu ORI024 tenor pendek selama periode tujuh hari masa penawaran.
Sebagai informasi, ORI024 seri T3 memiliki tingkat kupon sebesar 6,1% dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2026. Minimal pemesanan sebesar Rp1 juta berlaku kelipatan, dan maksimal pemesanannya Rp5 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, ORI024 seri T6 memiliki tingkat kupon 6,35% dengan tanggal jatuh tempo 15 Oktober 2029. ORI024 dapat dipesan minimal Rp1 juta, dan maksimal pemesanannya Rp10 miliar.
Kupon ORI024 akan dibayarkan kepada investor pada tanggal 15 setiap bulannya, serta dijamin oleh undang-undang.
Seperti diketahui, masa penawaran jenis Surat Berharga Negara (SBN) Ritel tersebut resmi dibuka pada 9 Oktober 2023, dan Kemenkeu akan terus menawarkan ORI024 hingga akhir masa penawaran pada 2 November 2023 mendatang. Sedangkan tanggal setelmen jatuh pada 8 November 2023.
Adapun, ORI024 memiliki karakteristik kupon tetap (fixed rate), dan berbentuk tanpa warkat atau scripless. ORI024 juga dapat diperdagangkan antar investor domestik di pasar sekunder. Namun, perlu diingat bahwa berinvestasi di ORI024 ada potensi capital gain dan juga capital loss.
Bagi investor yang berminat membeli ORI024, dapat dilakukan melalui 29 mitra distribusi yang terafiliasi dengan DJPPR Kemenkeu, di antaranya adalah Bank BNI, Bank CIMB Niaga, Bank DBS, BRI Danareksa Sekuritas, Bibit, hingga Investree.