Bisnis.com, JAKATA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) meraih penggalangan dana tebal dari hasil penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN Ritel sepanjang 2023 sebesar Rp147,42 triliun.
Capaian jumbo tersebut berasal dari tujuh seri SBN ritel yang diterbitkan oleh pemerintah sepanjang 2023 yaitu SBR012, SR018, ST010, ORI023, SR019, ORI024, dan ST011.
Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan sepanjang tahun ini pemerintah telah menerbitkan SBN ritel sebanyak tujuh kali, dengan realisasi penerbitan melampaui target awal sebesar Rp130 triliun.
"Capaian hasil penerbitan SBN ritel tahun 2023 melampaui target awal tahun sebesar Rp130 triliun, dan meningkat cukup signifikan dari capaian penerbitan SBN ritel tahun 2022 lalu sebesar Rp107,4 triliun," ujar Deni kepada Bisnis, dikutip Kamis, (21/12/2023).
Tak ayal, ketujuh seri SBN ritel itu pun menjadi incaran para investor, salah satu faktornya karena pembayaran pokok dan imbal hasilnya dijamin oleh negara sehingga minim risiko. Alhasil, perolehan dana di SBN ritel pun naik 37,23% secara year-on-year (yoy) dibandingkan capaian tahun 2022 sebesar Rp107,42 triliun.
Berikut Capaian Penjualan SBN Ritel Sepanjang 2023
Baca Juga
1. SBR012 (Rp22,18 triliun)
SBN ritel pertama tahun ini yang dirilis oleh pemerintah yaitu Saving Bond Ritel atau SBR012 yang ditawarkan pada 19 Januari-9 Februari 2023. Penjualan SBR012 tembus Rp22,18 triliun dari kedua seri.
Secara terperinci, SBR012-T2 tenor 2 tahun mencatatkan penjualan sebesar Rp16,73 triliun, sedangkan SBR012-T4 tenor 4 tahun terjual sebesar Rp5,54 triliun.
DJPPR Kemenkeu mencatat jumlah investor yang memburu SBR012 sebanyak 68.403 investor dengan 40,64% merupakan investor baru. Rinciannya, untuk tenor 2 tahun sebanyak 48.618 investor dengan 42% investor baru. Sedangkan tenor 4 tahun jumlah investornya sebanyak 19.785 dengan 37,4% merupakan investor baru.
Pemerintah menawarkan SBR seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 dengan total target awal Rp10 triliun. SBR012-T2 memiliki tenor 2 tahun kupon 6,15%, sedangkan SBR012-T4 tenor 4 tahun memiliki kupon 6,35%.
2. SR018 (Rp21,49 triliun)
Selanjutnya, SBN ritel kedua yang diluncurkan yakni Sukuk Ritel seri SR018 yang ditawarkan pada periode 3 Maret-29 Maret 2023. SR018 mencatatkan penjualan sebesar Rp21,49 triliun dari kedua seri.
Adapun, SR018-T3 tenor 3 tahun lebih banyak diburu investor dengan total penjualan senilai Rp16,95 triliun. Sedangkan SR018-T5 tenor 5 tahun mencatatkan penjualan sebesar Rp4,54 triliun.
Total investor yang memborong SR018 sebanyak 58.472 investor. Sukuk Ritel seri SR018-T3 tenor 3 tahun menawarkan tingkat imbalan atau kupon tetap 6,25% per tahun. Sedangkan seri SR018-T5 tenor 5 tahun menawarkan kupon 6,4% per tahun.
3. ST010 (Rp15 Triliun)
Selanjutnya, Sukuk Tabungan seri ST010 resmi meluncur pada 12 Mei-7 Juni 2023, dengan total penjualan tercatat sebesar Rp15 triliun dari kedua seri.
Sukuk Tabungan seri ST010-T2 dengan tenor 2 tahun menawarkan tingkat kupon floating with floor sebesar 6,25% per tahun dan seri ST010-T4 tenor 4 tahun sebesar 6,40% per tahun.
Rinciannya, penjualan ST010-T2 sebesar Rp11,7 triliun dan ST010-T4 terjual sebesar Rp3,3 triliun. Alhasil, total penjualan ST010 tembus Rp15 triliun dari 51.015 investor.
4. ORI023 (Rp28,9 Triliun)
Pemerintah menawarkan Obligasi Negara Ritel seri ORI023 pada rentang 30 Juni-20 Juli 2023. ORI023 juga laris manis diburu oleh investor dengan total penjualan sebesar Rp28,9 triliun dari kedua seri.
Secara rinci, ORI023-T3 tenor 3 tahun paling laris diborong dengan penjualan sebesar Rp20 triliun. Sedangkan ORI023-T6 tenor 6 tahun terjual senilai Rp8,9 triliun. Alhasil, penjualan ORI023 menjadi yang tertinggi sepanjang 2023.
ORI023-T3 dan ORI023-T6 ditawarkan dengan kupon kompetitif yaitu sebesar masing-masing 5,90% dan 6,10%. Kemenkeu menyebut, animo masyarakat terhadap ORI023 sangat tinggi sehingga targetnya dinaikkan sebanyak dua kali.
Total Investor pada penerbitan ORI023-T3 dan ORI023-T6 tercatat sebanyak 58.395 investor, dengan 21.173 atau 36,3% dari jumlah total investor merupakan investor baru.
5. SR019 (Rp25,33 Triliun)
Kemudian, pada 1-20 September 2023, Sukuk Ritel seri SR019 resmi meluncur dan meraih perolehan penjualan sebesar Rp25,33 triliun dari kedua seri yang ditawarkan.
Penjualan SR019-T3 tenor 3 tahun sebesar Rp17,54 triliun, sedangkan SR019-T5 tenor 5 tahun sebesar Rp7.79 triliun. Pencapaian penjualan SR019 ini lebih tinggi dibandingkan seri SR yang diterbitkan pada periode sebelumnya yaitu SR018 pada Maret 2023 sebesar Rp21,49 triliun.
SR019-T3 menawarkan tingkat imbalan atau kupon tetap sebesar 5,95% per tahun dan seri SR019-T5 sebesar 6,10% per tahun. Animo masyarakat terhadap SR019 juga cukup tinggi dengan jumlah investor sebanyak 62.083 investor.
6. ORI024 (Rp14,5 Triliun)
Pemerintah kembali meluncurkan Obligasi Negara Ritel seri ORI024 pada 9 Oktober-2 November 2023, dengan total penjualan dari kedua seri yang ditawarkan sebesar Rp14,5 triliun.
ORI024-T3 tenor 3 tahun terjual sebanyak Rp11,86 triliun dan seri ORI024-T6 tenor 6 tahun sebesar Rp2,64 triliun. Total Investor ORI024-T3 sebanyak 40.825 investor, sedangkan ORI024-T6 sebanyak 11.274 investor.
Adapun ORI024T3 dan ORI024T6 ditawarkan dengan kupon kompetitif yaitu masing-masing sebesar 6,10% dan 6,35%. Namun, penjualan ORI024 terpantau lebih rendah dibanding seri ORI023 yang meluncur pada Juni 2023 dengan capaian Rp28,9 triliun.
7. ST011 (Rp20,02 Triliun)
Terakhir, DJPPR Kemenkeu mencatat total penjualan Sukuk Tabungan seri ST011 tembus Rp20,02 triliun dari kedua seri sepanjang akhir masa penawaran 6 November-6 Desember 2023.
Adapun, ST011 merupakan penerbitan instrumen SBSN ritel terakhir pada 2023. Sukuk Tabungan seri ST011T2 tenor 2 tahun menawarkan tingkat kupon sebesar 6,30% per tahun dan seri ST011T4 tenor 4 tahun memiliki kupon 6,50% per tahun yang bersifat floating with floor.
Berdasarkan catatan Kemenkeu, rincian total penjualan ST011T2 sebesar Rp14,5 triliun dan ST011T4 sebesar Rp5,5 triliun. Alhasil, penjualan ST011 lebih tinggi dibanding penjualan ST010 yang meluncur Mei 2023 sebesar Rp15 triliun.