Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Turun Imbas Aksi Jual Investor dan Keputusan Arab Saudi

Harga minyak WTI turun di bawah US$89 per barel, saat Komite Pemantau Gabungan Tingkat Menteri OPEC+ bertemu secara online pada Rabu.
Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman/Bloomberg.
Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman/Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah hari ini melemah akibat aksi jual di seluruh pasar keuangan global karena Arab Saudi menegaskan kembali rencana melanjutkan pengurangan produksi minyak hingga akhir tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (4/9/2023) pada 16.00 WIB, harga minyak WTI turun 0,52 persen ke posisi US$88,77 per barel, sedangkan harga minyak Brent melemah 0,44 persen ke level US$90,52 per barel.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun di bawah US$89 per barel, saat Komite Pemantau Gabungan Tingkat Menteri OPEC+ bertemu secara online pada Rabu malam, namun Arab Saudi dan Rusia mengumumkan rencana untuk melanjutkan pembatasan pasokan hingga Desember 2023.

Sementara itu di AS, pemerintah akan merilis angka persediaan minyak mentah dengan latar belakang penurunan persediaan yang cepat, termasuk di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma.

Perkiraan dari American Petroleum Institute yang dirilis pada Selasa (3/10/2023) menunjukkan sedikit peningkatan di lokasi tersebut pada minggu lalu, namun mengalami penurunan secara nasional. Aliran pipa utama AS juga mengalami penurunan pada minggu ini.

Sebelumnya harga minyak telah menguat sejak pertengahan Juni karena pengurangan pasokan yang dilakukan oleh aliansi tersebut memperketat pasar, dengan penurunan persediaan dan rentang waktu menunjukkan persaingan yang lebih besar untuk mendapatkan minyak secara cepat.

Namun, kenaikan tersebut menemui hambatan dalam beberapa sesi terakhir karena investor khawatir Federal Reserve mungkin tidak akan menaikkan suku bunga, karena kenaikan dolar membuat komoditas menjadi lebih mahal bagi sebagian besar pembeli. Kenaikan besar dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS juga berdampak buruk pada harga minyak mentah.

“Indeks dolar AS berada pada level tertinggi tahun ini, dan dilihat dari tindakan dan komentar bank sentral serta upaya mereka untuk mengendalikan inflasi, mata uang utama dunia ini sedang mengalami reli yang akan terus menghantui semua pasar, termasuk minyak,” kata John Evans, analis di broker PVM di London.

Potensi perubahan terhadap larangan Rusia terhadap pengiriman bahan bakar diesel juga menjadi fokus.

Menurut sumber Bloomberg, Moskow sedang mendiskusikan perubahan pembatasan pasokan luar negeri yang akan memungkinkan ekspor hanya dari perusahaan yang memproduksi bahan bakar, namun tetap menerapkan pembatasan untuk non-produsen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper