Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global turun pada akhir perdagangan Senin (25/9/2023) waktu setempat, tertekan oleh dolar AS yang mencapai level tertinggi 10 bulan sebagai respons terhadap peringatan Federal Reserve pekan lalu bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Mengutip Antara, Selasa (26/9/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$9,00 atau 0,46 persen menjadi ditutup pada US$1.936,60 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$1.946,80 dan terendah di US$1.933,80.
Emas berjangka terangkat US$6,00 atau 0,31 persen menjadi US$1.945,60 pada Jumat (22/9/2023), setelah anjlok US$27,50 atau 1,40 persen menjadi US$1.939,60 pada Kamis (21/9/2023), dan bertambah US$13,40 atau 0,69 persen menjadi US$1.967,10 pada Rabu (20/9/2023).
Indeks dolar pada Senin (25/9/2023) memperpanjang kenaikannya sejak minggu lalu, mencapai level tertinggi sejak November. Dolar yang lebih kuat menghambat pembelian komoditas-komoditas dalam mata uang dolar, termasuk emas, oleh pemegang mata uang lainnya.
Dolar telah mengalami kebangkitan sejak The Fed pekan lalu memproyeksikan kenaikan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada akhir tahun, meskipun mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk September di pertemuan kebijakan pada Rabu (20/9/2023).
The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali antara Februari 2022 dan Juli 2023, menambahkan total 5,25 poin persentase ke suku bunga dasar dari sebelumnya yang hanya sebesar 0,25 persen.
Baca Juga
Ketua Fed Powell mengatakan pada konferensi pers pekan lalu bahwa bank sentral tidak tergoyahkan dalam upayanya untuk mengembalikan inflasi ke target jangka panjang sebesar 2,0 persen dari level saat ini sebesar 3,7 persen.
"Kami siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, jika diperlukan. Fakta bahwa kami memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan pada pertemuan ini tidak berarti kami telah memutuskan bahwa saat ini kami telah atau belum mencapai kebijakan moneter yang kami inginkan," kata Powell.
Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS juga melemahkan harga emas, dikutip dari Xinhua.
Perekonomian AS yang tangguh terus menekan emas. Kenaikan harga emas masih terbatas karena para pengambil kebijakan Federal Reserve terus mempertahankan sikap hawkish untuk pertemuan kebijakan moneter mendatang.
Investor dengan hati-hati memantau kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada November 2023, sambil menunggu laporan produk domestik bruto (PDB) AS yang akan dirilis pada Kamis (28/9/2023).
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember merosot 45,90 sen atau 1,93 persen, menjadi ditutup pada US$23,385 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober jatuh US$16,60 atau 1,78 persen, menjadi menetap pada US$917,50 per ounce.