Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tergelincir Usai The Fed Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan

Dolar AS melemah pada penutupan perdagangan Rabu (20/9/2023), setelah The Fed memutuskan untuk  mempertahankan suku bunga acuannya di level tertinggi.
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada level tertinggi dalam dua dekade, namun mengindikasikan setidaknya satu kenaikan lagi mungkin terjadi tahun ini karena inflasi tetap tinggi.

Mengutip Antara, Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,03 persen menjadi 105,1252 pada akhir perdagangan.

Seperti yang diantisipasi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mempertahankan suku bunga kebijakan utamanya pada Rabu (20/9/2023) di antara 5,25 persen dan 5,5 persen, yang tertinggi dalam 22 tahun.

“Dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2,0 persen dari waktu ke waktu, Komite akan mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter secara kumulatif, dampak kebijakan moneter terhadap aktivitas ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan," kata The Fed dalam sebuah pernyataan.

Menurut Ketua Fed Jerome Powell pada konferensi pers Rabu (20/9/2023) sore, "Pertumbuhan PDB riil berada di atas ekspektasi. Belanja konsumen tetap kuat. Penawaran dan permintaan tenaga kerja terus mencapai keseimbangan yang lebih baik."

Dia berpendapat bahwa "proyeksi The Fed bukanlah sebuah rencana, kebijakan akan disesuaikan jika diperlukan," dan "bersiap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan."

Revisi naik suku bunga The Fed pada tahun 2024 dari 4,6 persen menjadi 5,1 persen menghentikan penurunan dolar AS. Ringkasan baru proyeksi ekonomi The Fed kini menyerukan pertumbuhan PDB yang lebih kuat sebesar 2,1 persen tahun ini, lebih dari dua kali lipat perkiraan sebelumnya, dengan perkiraan pengangguran turun menjadi 3,9 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,1 persen.

FedWatch dari CME Group sekarang menunjukkan kemungkinan 29,1 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, menjadi antara 5,5 persen hingga 5,75 persen pada pertemuan kebijakan berikutnya di November, dengan kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember dipatok pada 36,4 persen.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0686 dolar AS dari 1,0677 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2362 dolar AS dari 1,2391 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 147,9800 yen Jepang, lebih tinggi dari 147,8450 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8969 franc Swiss dari 0,8982 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3437 dolar Kanada dari 1,3442 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 11,0915 krona Swedia dari 11,1520 krona Swedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper