Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah, Investor Tunggu Arah Kebijakan Bank Sentral Utama

Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan Senin (18/9/202), jelang putusan suku bunga beberapa bank sentral utama.
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada penutupan perdagangan Senin (18/9/202), namun masih mendekati level tertinggi enam bulan, karena para pedagang menunggu keputusan banak sentral utama terkait suku bunga minggu ini oleh Federal Reserve, Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Jepang (BoJ).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,11 persen menjadi 105,20 pada akhir perdagangan, tidak jauh dari level tertinggi enam bulan di 105,43 yang dicapai pada Kamis (14/9/2023). Indeks ini naik untuk minggu kesembilan berturut-turut pada minggu lalu, kenaikan terpanjang dalam hampir satu dekade.

“Banyaknya peristiwa risiko dan pertemuan bank sentral yang akan datang membatasi volatilitas, dan para pedagang benar-benar tidak ingin mengejar pergerakan atau mengambil risiko signifikan menjelang FOMC, BoE, BoJ,” kata Michael Brown, analis pasar di Trader X sebagaimana dikutip Antara.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Senin (18/9/2023) bahwa ia tidak melihat tanda-tanda perekonomian AS memasuki penurunan.

Pertumbuhan AS yang tangguh telah memicu rebound dolar dalam beberapa pekan terakhir meskipun reli tersebut kemungkinan akan diuji oleh data dan keputusan suku bunga Fed pada Rabu (20/9/2023).

Sementara itu, menurut Asosiasi Nasional Pembangun Rumah/Indeks Pasar Perumahan Wells Fargo yang dirilis pada Senin (18/9/2023), sentimen atau kepercayaan pembangun rumah turun di bawah ukuran titik impas 50 menjadi 45 untuk pertama kalinya dalam lima bulan.

"Penurunan sentimen pembangun rumah selama dua bulan bertepatan dengan ketika suku bunga hipotek (KPR) melonjak di atas 7,0 persen dan secara signifikan mengikis daya beli pembeli," kata Ketua NAHB Alicia Huey.

Perhatian sekarang beralih ke keputusan kebijakan moneter Federal Reserve September pada Rabu (20/9/2023). Menurut CME FedWatch Tool, The Fed diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga jangka pendek dari level saat ini pada pengumuman suku bunga berikutnya. Ekspektasi untuk kenaikan lagi pada akhir tahun ini kurang lebih terpecah.

Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,0679 dolar AS dari 1,0660 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2376 dolar AS dari 1,2384 dolar AS.

Dolar AS dibeli 147,7270 yen Jepang, lebih rendah dari 147,8570 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8978 franc Swiss dari 0,8972 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3496 dolar Kanada dari 1,3516 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 11,1694 krona Swedia dari 11,1821 krona Swedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper