Bisnis.com, JAKARTA - Start up fintech Bibit menjadi perusahaan dengan jumlah investor reksa dana terbanyak di Indonesia per Juni 2023.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dikutip Senin (24/7/2023), Bibit telah menjadi 'rumah' bagi 4.638.938 investor reksa dana.
Pesatnya penambahan jumlah investor tersebut dimaknai Bibit sebagai bukti dari keberhasilan strategi perusahaan untuk menggaet para pelaku investasi di Tanah Air.
Salah satu strategi yang dipilih oleh perusahaan fintech ini adalah dengan mengadakan program edukasi dan literasi keuangan rutin yang biasa dilakukan secara daring melalui media sosial Bibit. Adapun langkah itu juga telah dipastikan sebagai strategi Bibit untuk meningkatkan jumlah investor hingga akhir 2023.
"Selama ini kami secara konsisten membagikan informasi yang benar seputar investasi serta mengajak investor di Indonesia, pertama lewat program edukasi atau literasi" jelas Public Relation and Corporate Communication William kepada Bisnis, Senin (24/7/2023).
Tak berhenti di situ, William menyampaikan bahwa pihaknya juga tengah menjalin kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membangun Galeri Investasi yang diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan dan pengetahuan masyarakat terhadap dunia investasi.
Baca Juga
Program kerja sama Bibit dan BEI tersebut diharapkan dapat memulai pembangunannya pada kuartal III/2023.
"Kami juga bermitra dengan berbagai kelompok komunitas yang ada di masyarakat, meliputi universitas, kelompok hobi, asosiasi bisnis, hingga lembaga non-profit untuk menyebarkan pesan-pesan kami," lanjutnya.
Sementara itu, William menyebut bahwa pihaknya memiliki ekspektasi yang sejalan dengan pemerintah terkait target investor di dalam negeri. Diharapkan, Bibit dapat menjadi penopang dari keberhasilan pemerintah untuk meraih target lebih dari 20 juta single investor identification (SID) pada 2027 mendatang.
Di sisi lain, pembelian reksa dana di perusahaan fintech diprediksi akan terus mengalami kenaikan di semester II/2023 karena mudahnya pembelian reksa dana melalui agen penjual fintech.
Hal tersebut dinilai Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani sebagai salah satu daya tarik fintech untuk bisa menggaet para investor baru.
"Potensi kenaikannya tak terbatas sebenarnya, karena membeli reksa dana melalui agen penjual fintech mempermudah proses pembelian reksa dana, dan itu menjadi daya tarik para investor prospektif yang ingin membeli reksa dana," terangnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (24/7/2023).
Adapun Arjun mengatakan bahwa fintech telah mencatatkan kinerja positif berdasarkan dana kelolaan dan frekuensi subscription reksa dana, dengan kenaikan secara konsisten dari 2019 hingga 2022.
Selain itu, transaksi pencairan (redemption) juga mengalami tren kenaikan setiap tahunnya. Namun demikian, porsinya masih jauh di bawah transaksi pembelian.
Contohnya seperti akumulasi transaksi redemption yang hanya dilakukan sebanyak 3,10 juta kali hingga Juni 2023. Padahal, transaski pembelian telah dilakukan sebanyak 8,44 juta kali.
"Soal subscription secara tahunan dan bulanan juga mengalami tren yang mirip dengan AUM yaitu naik, dan tren redemption kalah jauh dibandingkan dengan tren pertumbuhan subscription. Jadi ini juga menjadi katalis atau sinyal positif untuk penjual agen reksa dana melalui fintech," katanya.
Arjun mengatakan, yang perlu diperhatikan investor dalam menggunakan fintech saat berinvestasi yaitu memilih agen penjual fintech yang kredibel dan terkenal serta mempunyai reputasi yang solid agar menghindari penipuan dan bisa menjamin dana investasi akan dikelola dengan baik.