Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) melalui anak usahanya menginvestasikan US$36 juta atau setara Rp540,25 miliar (kurs jisdor Rp15.005) untuk pengoperasian aset kontrak kerja sama (KKS) Bireuen Sigli di Aceh.
Direktur & CFO ENRG Edoardus Ardianto menjelaskan anak usaha ENRG, PT Aceh Energy telah menandatangani kontrak kerja sama untuk mengoperasikan aset KKS Bireun Sigli di Aceh. Aset tersebut merupakan aset minyak dan gas yang meliputi area seluas 4.845 km2.
“Kami siap untuk menginvestasikan sekitar US$36 juta untuk mengembangkan aset KKS Bireun Sigli tersebut dalam 3 tahun ke depan,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (25/7/2023).
Menurutnya, KKS Aset Bireun Sigli saat ini memiliki estimasi sumber daya sebesar 2,1 triliun kaki kubik gas dan 359 juta barel minyak. ENRG juga berharap dapat segera memproduksikan sumber daya tersebut secara komersial.
Masuknya aset KKS Bireun Sigli ke dalam portofolio ENRG sejalan dengan strategi ENRG untuk mengembangkan bisnis baik secara organik maupun melalui akuisisi atas aset baru. Sebagai gambaran PT Aceh Energy merupakan anak usaha emiten gas milik Grup Bakrie tersebut dengan kepemilikan saham sebesar 64 persen.
Pada pemberitaan sebelumnya, ENRG melalui anak usahanya, PT EMP Daya Nusantara dan PT EMP Tunas Persada resmi mengakuisisi 100 persen saham PT Sulawesi Regas Satu (SRGS).
Baca Juga
Saat ini, SRGS memiliki kontrak untuk menyewakan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) dan fasilitas pendukungnya kepada PT PLN Gas & Geothermal (PLNGG).
FSRU adalah fasilitas terapung untuk menyimpan gas alam cair (LNG) dan meregasifikasi LNG tersebut menjadi gas alam. Gas alam tersebut dipasok ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Maleo di Gorontalo dengan kapasitas 4x25MW. FSRU itu memiliki kapasitas untuk menghasilkan sampai dengan 24 juta kaki kubik gas per hari.
Erdoardus menjelaskan kontrak sewa FSRU memiliki jangka waktu yang cukup panjang sampai dengan 2035. Akuisisi SRGS diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa pendapatan tetap untuk anak usaha EMP dalam 12 tahun ke depan.