Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sudah Meroket 160%, Saham ENRG Bisa Naik Lebih Tinggi?

Saham emiten Grup Bakrie di sektor migas, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) terus menunjukkan pergerakan bullish sepanjang tahun berjalan.
Karyawan beraktivitas didepan layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (16/7/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas didepan layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (16/7/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten Grup Bakrie di sektor migas, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) terus menunjukkan pergerakan bullish sepanjang tahun berjalan. Mampukah saham ENRG naik lebih tinggi?

Dalam perdagangan hari ini, Rabu (6/8/2025) pukul 14.07 WIB, saham ENRG naik tipis 0,84% di level Rp600. Di level harga itu, saham ENRG telah melesat 160,87% secara year to date (YtD).

Bahkan, harga saham ENRG sudah melampaui target harga konsensus analis. Merujuk data Bloomberg, tiga analis yang mengulas ENRG merekomendasikan beli terhadap saham ENRG. Target harga saham ENRG berdasarkan konsensus analis ada di level Rp590 per saham dalam 12 bulan ke depan.

Terbaru, analis Samuel Sekuritas Juan Harahap dan Fadhlan Banny memberikan rekomendasi beli untuk saham ENRG dengan target harga Rp650 per saham.

Riset Samuel Sekuritas memproyeksikan perbaikan kinerja fundamental perusahaan dalam beberapa tahun ke depan. ENRG diproyeksi mengantongi kenaikan pendapatan US$509 juta pada 2025, dari US$467 juta pada 2024. Angka tersebut diproyeksikan akan menjadi US$515 juta pada 2026 dan menjadi US$596 juta pada 2027.

Sementara itu, laba bersih ENRG juga diestimasi naik dari US$73 juta pada 2024 menjadi US$82 juta pada tahun ini. Berikutnya, pada 2026 laba bersih ENRG ditaksir naik menjadi US$94 juta, lalu menjadi US$129 juta pada 2027.

Proyeksi tersebut juga didorong oleh beberapa aksi korporasi yang telah dilakukan perusahaan. ENGR akan mengeksekusi blok migas di Malacca Strait di Riau melalui anak usahanya PT Imbang Tata Alam.  

Dalam upaya pengembangan blok migas itu, ENRG menjalankan aksi korporas lewat penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebanyak-banyaknya 2,48 miliar saham dengan potensi dana yang akan didapat mencapai Rp595,7 miliar.

Samuel Sekuritas memperkirakan aksi korporasi tersebut akan membuat ENRG mencatat perbaikan neraca keuangan yang tercermin dari penurunan rasio net gearing pada akhir 2025 menjadi 48,2%, dibandingkan rasio net gearing sebelum aksi korporasi 59,3%. Net gearing rasio ini diproyeksi ada di 34,6% pada 2027.

Adapun, beberapa risiko yang menjadi catatan Samuel Sekuritas adalah penundaan pelaksanaan proyek ekspansi, harga minyak dunia yang lebih rendah dari perkiraan, serta kemajuan proyek EBT yang lebih cepat dari perkiraan. Riset ini menghitung bahwa setiap ada perubahan harga minyak sebesar 1,0%, maka akan berdampak sekitar 1,8% terhadap pendapatan ENRG.

ENRG diproyeksi mengantongi kenaikan pendapatan US$509 juta pada 2025 dari US$467 juta pada 2024. Laba bersih ENRG juga diestimasi naik dari US$73 juta menjadi US$82 juta pada tahun ini.

Dalam riset sebelumnya, analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menyematkan rekomendasi beli untuk saham ENRG tetapi target harganya telah terlampaui Rp408 per saham. 

Sukarno memperkirakan ENRG dapat meraih pendapatan US$633 juta pada 2025. Sementara itu, laba bersihnya diperkirakan naik dari USS$76 juta pada 2024 menjadi US$104 juta pada tahun ini. 

Kiwoom Sekuritas juga menyoroti risiko transisi energi, ketidakpastian regulasi, fluktuasi harga komoditas, serta kemajuan dan kompetisi teknologi pertambangan migas sebagai faktor penekan ENRG. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro