Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahan pada perdagangan Kamis (20/7/2023) setelah menutup perdagangan Selasa (18/7/2023) di zona merah ke posisi 6.830,20.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IHSG berpotensi menguji support 6.780 pada perdagangan besok. Secara teknikal, MACD dan Stochastic RSI berpotensi death cross diikuti MFI OBV yang mengarah turun memperkuat proyeksi tersebut.
Secara fundamental, terdapat sentimen eksternal berupa sejumlah data ekonomi yang dirilis pekan ini seperti inflasi Inggris dan Eropa. Data terbaru memperlihatkan bahwa inflasi Inggris melambat menyentuh 7,9 persen pada Juni 2023 atau di bawah perkiraan.
Selain itu, terdapat pula data klaim pengangguran AS yang naik ke level 242.000 dari sebelumnya 237.000.
Dari Asia, China melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen secara tahunan pada kuartal II/2023. Angka pertumbuhan ini lebih rendah daripada estimasi awal dan menjadi sinyal bahwa perekonomian mengalami perlambatan.
Dari dalam negeri, kondisi perekonomian China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia turut berdampak pada turunnya nilai ekspor sebesar 21,18 persen secara tahunan dan penurunan impor sebesar 18,35 persen year on year (YoY),
Baca Juga
“Meski demikian, Indonesia masih mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$3,45 miliar pada Juni 2023,” tulis Phintraco.
Adapun sejumlah saham yang bisa dicermati untuk perdagangan besok menurut Phintraco mencakup RALS, AUTO, DRMA, MEDC, SMDR, BBTN, dan MNCN.
Sementara itu, Head of Research InvestasiKu Cheril Tanuwijaya menyebutkan sentimen global dan pelemahan neraca dagang berdampak pada pelemahan IHSG. Namun secara tren, dia mengatakan IHSG masih uptrend dengan target hingga akhir Juli di level 7.000.