Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan emas yang tinggi menjadi salah satu peluang bagi emiten anyar PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) sebagai penambang emas terbesar nomor dua di Indonesia setelah PT Freeport Indonesia (PTFI).
Vice President of Coporate Communication AMMN Kartika Octaviana mengatakan permintaan yang tinggi sementara terdapat keterbatasan produksi dunia menjadi peluang bagi AMMN ke depan. Menurut Kartika, outlook mineral masih memiliki potensi terutama untuk emas dan tembaga.
“Kita lihat selalu optimis,” katanya kepada wartawan, Jumat (7/7/2023).
Keyakinan tersebut diperkuat oleh kondisi AMMN yang merupakan emiten tambang emas dan tembaga terbesar kedua setelah PT Freeport dan merupakan emiten tambang emas terbesar sebagai perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Amman Mineral Internasional saat ini mengoperasikan tambang Batu Hijau di Pulau Sumbawa. Berdasarkan data prospektus, sepanjang 2020 AMMN memproduksi 578.965 ton konsentrat tembaga yang terdiri dari 293,9 Mlbs tembaga, 132,1 Koz dan 813,4 Koz troy ounce perak.
Pada tahun yang sama, Grup menjual 562.663 ton konsentrat tembaga, dengan rincian 271,2 Mlbs tembaga bernilai US$791,89 juta, 117,7 Koz emas bernilai US$211,20 juta.
Baca Juga
Terkhusus untuk kegiatan penambangan emas, AMMN mencatatkan produksi emas sebanyak 156,4 Koz (156.400 troy ounce)sepanjang 2021. Lonjakan produksi emas terjadi di sepanjang 2022 di mana AMMN mencatatkan peningkatan produksi emas hingga 371,47 persen menjadi 730,7 Koz.
Sementara per Februari 2023, AMMN memproduksi emas sebesar 100 Koz atau sekitar 100.000 troy ounce naik tipis dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 95,6 Koz.
Peningkatan produksi emas juga berimbas kepada penjualan bersih emas yang tercatat sebesar US$268,59 juta sepanjang 2021 dan sebesar US$1,22 miliar sepanjang 2022. Adapun per Februari 2023 penjualan tercatat sebesar US$173,58 juta.
Peningkatan produksi emas AMMN juga akan ikut terdongkrak seiring dengan penambangan Fase 7 dan pengembangan Fase 8 tambang Batu Hijau yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030.
AMMN juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046.
Meski demikian optimisme AMMN terhadap permintaan emas yang berpotensi menaikkan harga berbanding terbalik dengan harga emas global saat ini. Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (7/7/2023) pukul 20.00 WIB, harga emas spot bergerak naik 6,44 poin ke posisi US$1.917,04 per troy ounce.
Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan secara teknikal, saat ini emas berada dalam tren bearish dengan support saat ini berada di level US$1.895 per troy ounce. Meski demikian Wahyu meyakini hingga akhir tahun investasi safe haven ini akan dapat menyentih US$2.000 per troy ounce.
Pergerakan harga emas spot menurut Wahyu dipengaruhi oleh kondisi ekonomi AS yang masih cukum sehat secara umum di mana inflasi juga mengekor membaik.
“Namun peluang pasar tenaga kerja AS melambat juga bisa terjadi pada data NFP AS nanti, di mana data jobless claims dan beberapa data komponen tenaga kerja AS lainnya juga mengindikasikan pelemahan,” katanya kepada Bisnis, Jumat (7/7/2023).
Wahyu menambahkan harga emas yang saat ini terlihat rebound masih dalam tren melemah. Selama semester II pula, emas berpotensi masih dapat mengejar posisi US$2.000 per troy ounce hingga penutupan tahun nanti.
Produksi dan penjualan emas Amman Mineral International periode 2020 -2023
Periode | Produksi Emas (Ribu Troy Ounce) | Penjualan bersih emas (US$) | Harga per troy ounce (US$) |
Desember 2020 | 132,1 | US$211,20 juta. | US$1.794 |
Desember 2021 | 156,4 | US$268,59 juta | US$1.762 |
Desember 2022 | 730,7 | US$1,22 miliar | US$1.737 |
28 Februari 2023 | 100 | US$173,58 juta | US$1.952 |