Bisnis.com, JAKARTA — Indeks LQ45 diproyeksi masih dapat melanjutkan penguatanya pada semester II tahun ini seiring dengan adanya sentimen normalisasi harga komoditas dan gelaran Pemilu 2024.
Hingga akhir semester I 2023, indeks LQ45 yang berisikan 45 saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia tersebut masih mencatatkan pertumbuhan 0,91 persen secara year-to-date (ytd).
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, meski ekonomi Indonesia saat ini mengalami sedikit pelambatan, adanya agenda Pemilu bisa bisa menjaga momentum pemulihan ekonomi. Oleh sebeb itu, Roger optimis Indeks LQ45 masih dapat mencatatkan pertumbuhan pada semester kedua ini.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi dapat mencapai 4,8 persen -4,9 persen, beberapa pendorongnya adalah normalisasi harga komoditas dan Pemilu," ujar Roger, dikutip Sabtu (1/7/2023).
Senada, CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo juga memproyeksikan indeks LQ45 akan kembali menguat di paruh kedua tahun ini meski relatif terbatas.
"Prospek LQ45 di semester II/2023 diperkirakan kembali menguat meskipun relatif terbatas dengan dukungan saham-saham dari sektor perindustrian, keuangan, energi, infrastruktur, dan barang baku," ujar Praska.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia mengatakan kinerja para emiten dari sektor-sektor tersebut diproyeksi tidak mengalami perlambatan yang signifikan sehingga menjadi salah satu katalis penopang.
Di sisi lain, terdapat beberapa katalis positif yang berasal dari dalam negeri, mulai dari terkendalinya laju inflasi domestik, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih terjaga.
Selain itu, terdapat pula potensi pemulihan kembali tren penyaluran kredit yang mampu menjaga rata-rata kinerja dari saham-saham sektor tersebut untuk tetap mempertahankan kinerja positif sepanjang semester II/2023.
Dia pun menilai saham-saham yang masih mampu mencetak pertumbuhan kinerja pendapatan dan laba layak untuk dicermati. Terlebih lagi para saham yang memiliki valuasi menarik ditambah prospek industri yang masih positif.
Menurut Praska, beberapa emiten yang dinilai patut dicermati dan menjadi rekomendasi saham saat ini adalah ASII, ADRO, ANTM, BBTN, HRUM, INDY, INKP, INDF, PGAS, dan PTBA.
Dia menyarankan buy on weakness (BoW) untuk saham perbankan lantaran kinerja saham yang sudah meningkat sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (YtD). Sementara itu, untuk saham berbasis komoditas seperti energi dan barang baku dia menyarankan untuk melakukan trading buy dalam jangka pendek.
Segendang sepenarian, pengamat pasar modal Rivan Kurniawan juga mengatakan, Indeks LQ45 akan melaju lebih positif memasuki paruh kedua 2023. Sektor pendukung akan datang dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan otomotif.
Saham perbankan yang dia maksud adalah BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. Sementara untuk saham telekomunikasi adalah TLKM, dan otomotif adalah ASII.
"Mengenai rebalancing indeks, kemungkinan saham-saham yang menjadi pemberat indeks seperti energi dan teknologi akan keluar dari indeks," ujar Rivan kepada Bisnis baru-baru ini.
_____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.