Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini Masih Belum Bertaji?

Sentimen kenaikan lanjutan suku bunga The Fed diperkirakan bakal mengantarkan rupiah ke zona pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Sentimen kenaikan lanjutan suku bunga The Fed diperkirakan bakal mengantarkan rupiah ke zona pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (15/6/2023), rupiah melemah ke Rp14.954 ketika indeks dolar AS naik ke 102,70.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengemukakan penguatan dolar AS berpotensi berlanjut hingga pekan dengan seiring dengan faktor teknikal dan prospek kenaikan suku bunga sebanyak dua kali sampai akhir 2023.

“Hal ini memicu profit taking terhadap rivalitas utama currency dan komoditas terutama emas,” kata Nanang, dikutip Jumat (16/6/2023).

Dia menyebutkan emas cenderung tertekan sentimen kebijakan The Fed selanjutnya, serta imbas hasil obligasi AS tenor 10 tahun. Pengetatan sendiri masih dilakukan Bank Sentral karena pertimbangan angka tenaga kerja yang masih ketat dan level pengangguran yang berada di bawah 4 persen.

Emas yang sebelumnya masih terjebak dalam kisaran US$1.930–US$1.970 per troy ons, kali ini akan mencoba bergerak di bawah US$1.930, tepatnya berpotensi menuju US$1.880,” paparnya.

Pergerakan rupiah juga masih dipengaruhi oleh pergerakan pasar Asia. Nanang mengatakan perlambatan di China bakal berdampak pada kinerja ekspor Indonesia mengingat China merupakan importir terbesar untuk sejumlah komoditas Indonesia. Dalam situasi tersebut, sumber pendapatan devisa negara bisa terganggu dan mempengaruhi neraca perdagangan.

Nanang melanjutkan aktivitas transaksi berdenominasi dolar, terutama pembayaran utang luar negeri, bakal terimbas fluktuasi dolar di tengah prospek kenaikan suku bunga ini. Dia memperkirakan rupiah di ambang mendekati Rp15.000 per dolar AS dan bakal menuju rentang Rp15.075, Rp15.140 dan Rp15.210 per dolar AS.

“Sebaliknya zona bawah yang masih dipertahankan adalah Rp14.880, Rp14.795 dan 14.705,” katanya.

Sentimen yang memicu dolar berbalik arah adalah jika The Fed benar benar mengakhiri kenaikan suku bunga. Namun dengan ruang kenaikan yang masih tersedia, Nanang mengatakan rupiah tetap akan kesulitan menembus zona bawah Rp14.500.

“Untuk jangka menengah akan bergerak pada rentang harga Rp14.800 sampai dengan Rp15.300,” kata dia.

11:00 WIB
Rupiah Digadang Menguat

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS menguat terhadap nilai tukar lainnya terutama pada emerging market seiring ekspektasi pasar yang beralih dari pemangkasan suku bunga AS menjadi kenaikan suku bunga AS.

Adanya perubahan ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan AS disebabkan oleh pengumuman kebijakan moneter AS yang memberi sinyal tidak ada pemangkasan suku bunga untuk 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper