Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan kinerja indeks BUMN20 (IDX BUMN20) dinilai lebih dipengaruhi oleh perbaikan kinerja fundamental sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar. Ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan disebut menjadi salah satu katalisnya.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (12/8/2025), IDX BUMN20 mencuri perhatian dengan ditutup menguat 3,38%. Peningkatan ini ditopang oleh saham bank pelat merah yang memiliki bobot besar terhadap indeks.
Selain itu, kenaikan tersebut juga melampaui indeks harga saham gabungan (IHSG) yang tumbuh 2,44%. Alhasil, IDX BUMN20 kini terapresiasi 5,19% year to date (YtD) dan berbalik arah dari tren negatif sepanjang tahun lalu.
Investment Analyst Capital Asset Management Martin Aditya menerangkan, pulihnya kinerja IDX BUMN20 dipengaruhi oleh beragam faktor. Pada emiten berkapitalisasi besar, ekspektasi pemulihan kinerja secara fundamental menjadi salah satu katalisnya.
Sebaliknya, emiten berkapitalisasi kecil dinilai tengah mengalami rebound secara teknikal, terutama pada sektor semen dan konstruksi.
"Kalau yang berkapitalisasi besar, seperti perbankan, kemungkinan ada ekspektasi pemulihan kinerja. Saat ini, ekspektasi pemangkasan suku bunga jadi faktor perbaikan fundamental saham perbankan," katanya saat dihubungi, Rabu (13/8/2025).
Baca Juga
Terhadap emiten BUMN berkapitalisasi kecil, sektor konstruksi dan semen dinilai belum mampu menunjukkan sinyal perbaikan kinerja. Namun, rebound secara teknikal mampu terjadi, terlebih setelah sentimen rencana merger di BUMN konstruksi.
Adapun merger BUMN konstruksi di bawah instruksi BPI Danantara diekspektasikan rampung pada akhir 2025. Rencana konsolidasi BUMN Karya menjadi agenda strategis pemerintah untuk merampingkan jumlah entitas kontraktor pelat merah dari tujuh entitas menjadi tiga perusahaan induk yang lebih sehat dan efisien.
Meskipun begitu, Martin menilai, realisasi belanja pemerintah dan aksi yang diambil Danantara, secara umum belum memberikan penguatan yang signifikan terhadap kinerja emiten di sektor ini.
Sebaliknya, ekspektasi pemangkasan suku bunga BI dan The Fed di sisa 2025 disebut menjadi salah satu katalis terhadap perbaikan kinerja sektor ini.
"Saya belum lihat adanya aksi yang signifikan terkait pengaruh realisasi belanja dan aksi Danantara. Kalau suku bunga, ya jelas ada [pengaruh]," kata Martin.
Dengan begitu, Martin merekomendasikan sektor perbankan dan telekomunikasi. Terhadap sektor telekomunikasi, Martin menilai bahwa sektor ini merupakan sektor defensif, sehingga potensi pelemahan kinerja fundamental tidak akan terjadi secara signifikan.
"Kalau telekomunikasi karena defensif aja sih. Orang kan enggak mungkin kalau enggak beli kuota atau pulsa, atau enggak langganan wifi," katanya.
Di satu sisi, Managing Director Research Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su menerangkan, perbaikan kinerja IDX BUMN20 lebih dipengaruhi oleh technical rebound yang terjadi pada saham-saham perbankan.
Menurut Harry, sejumlah saham perbankan pelat merah seperti BMRI, BBRI, BBNI telah terdiskon dengan cukup dalam, sehingga memberikan daya tarik kepada investor untuk melakukan aksi beli secara jangka pendek.
“Namun, belum ada katalis fundamental besar,” tegas Harry kepada Bisnis, Rabu (13/8/2025).
Terhadap potensi peningkatan kinerja atas program Danantara, Harry menilai bahwa sentimen positif itu hanya dapat tampak terhadap emiten BUMN jika realisasi investasi dan arah proyek yang cukup jelas.
Harry lebih fokus pada arah suku bunga BI yang dinilai mampu menjadi faktor krusial bagi saham perbankan.
“Danantara dapat menjadi sentimen positif jika realisasi investasi dan proyeknya jelas, karena akan meningkatkan persepsi pasar terhadap prospek BUMN penerima manfaat,” katanya.
Harry merekomendasikan saham TLKM dan ANTM. Terhadap Telkom, Harry memprediksi perbaikan kinerja pada paruh kedua 2025, didorong oleh kenaikan harga paket perdana dan penawaran paket yang lebih sederhana.
Sementara itu, terhadap ANTM, Harry menilai, perusahaan tambang emas itu masih diuntungkan dengan harga emas yang masih tinggi.
“Sehingga kinerja paruh kedua 2025 masih akan bagus,” tutupnya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.