Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Bisnis-27 ditutup menguat 0,34 persen ke 593,6 pada perdagangan Kamis (15/6/2023). Pergerakan indeks sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menguat 0,21 persen ke level 6.713,80.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama dengan harian Bisnis Indonesia ini naik 2,01 poin dibandingkan dengan posisi sehari sebelumnya. Indeks bergerak di level terendah 589,32 dan tertinggi 593,84.
Dari 27 konstituen, 19 saham ditutup menguat, 1 saham parkir di posisi yang sama dengan penutupan kemarin dan sisanya 7 saham parkir di zona merah.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menjadi penghuni indeks Bisnis-27 yang ditutup dengan kenaikan tertinggi. ITMG menguat 3,08 persen sehingga parkir di Rp24.250.
Posisi ITMG disusul oleh saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang menguat 2,22 persen ke Rp2.300 per saham. Lalu UNVR dan SMGR menyusul masing-masing 1,80 persen dan 1,67 persen.
Sementara itu, saham ritel Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) menjadi yang terkoreksi paling dalam dengan penurunan sebesar 1,85 persen. Lalu disusul BFIN, TBIG dan BBRI masing-masing sebesar 1,32 persen, 0,95 persen dan 0,45 persen.
Baca Juga
Sejalan dengan kenaikan Indeks Bisnis-27, IHSG ditutup menguat 0,21 persenke 6.713,79. Sebanyak 241 saham menguat, 281 melemah dan 217 lainnya ditutup stagnan.
Sektor energi menjadi yang menguat paling tinggi dengan kenaikan 0,75 persen. Sementara itu, sektor transportasi terkoreksi paling dalam dengan pelemahan sebesar 1,72 persen dan disusul sektor properti sebesar 0,65 persen.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina sebelumnya mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin hingga akhir tahun sehingga menjadi 5,6 persen merupakan kabar negatif bagi bursa saham global, termasuk Indonesia.
“Hal ini juga sekaligus mengirimkan sinyal bahwa ke depan, ekonomi dunia juga akan kembali diliputi ketidakpastian, seiring makin dekatnya ancaman resesi untuk negara-negara dengan ekonomi besar, seperti AS dan negara besar di Euro Zone,” kata Martha.
Martha mengatakan ketidakpastian ini akan membuat IHSG bergerak terbatas dalam jangka pendek dan menengah, sembari perilisan sejumlah data ekonomi penting di AS, Eropa, maupun kawasan Asia.
“Potensi penguatan IHSG tetap ada, didukung sentimen dari dalam negeri. Namun ancaman dari global yang tinggi membuat peluang IHSG untuk menguat cenderung terbatas,” kata dia.