Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berpotensi menguat terbatas ke rentang Rp14.810–Rp14.890 per dolar AS pada hari ini, Senin (12/6/2023).
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan dibuka berfluktuatif pada hari ini, Senin (12/6/2023), tetapi masih berpeluang menguat.
"Rupiah diprediksi bergerak di rentang Rp14.810–Rp14.890 per dolar AS dengan kecenderungan naik," paparnya dalam publikasi riset.
Pada Jumat (9/6/2023), rupiah ditutup naik 0,37 persen atau naik 55 poin. Hal tersebut terjadi di tengah kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,12 persen ke 103,47.
Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga menguat seperti won Korea Selatan sebesar 0,96 persen dan peso Filipina naik 0,16 persen. Baht Thailand terpantau naik tipis 0,02 persen dan ringgit Malaysia menguat 0,18 persen.
Sementara itu, yen Jepang terpantau melemah 0,56 persen dan yuan China turun 0,20 persen.
Baca Juga
Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar bergerak lebih tinggi terhadap mata uang lainnya setelah penurunan tajam sesi sebelumnya karena para pedagang mencari tempat berlindung yang aman menyusul data inflasi China yang lemah.
Safe haven Dollar menerima dorongan dari data ekonomi China yang positif. Inflasi konsumen China menyusut pada Mei dari bulan sebelumnya, sementara inflasi produsen turun pada laju tertajam dalam tujuh tahun.
"Ini mengikuti serangkaian pembacaan ekonomi yang lemah dari China dalam dua minggu terakhir, yang menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia, dan pendorong pertumbuhan regional utama, sedang berjuang untuk pulih dari pukulan Cocvid-nya," kata Ibrahim dalam riset.
Data tersebut dapat mendorong pemerintah China untuk meluncurkan langkah-langkah yang lebih mendukung dalam beberapa bulan mendatang, tetapi ini kemungkinan akan makin melemahkan yuan.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir Mei menyusut dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada April lalu, cadangan devisa RI juga mengalami penurunan. Bank sentral mencatat, posisi cadangan devisa nasional pada akhir Mei 2023 sebesar US$139,3 miliar. Posisi ini lebih rendah US$4,9 miliar dari April 2023 sebesar US$144,2 miliar.
Salah satu penyebab penurunan cadangan devisa ialah kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.
Meski demikian, cadangan devisa tetap terjaga dan setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. posisi itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.
Hal ini seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Rupiah ditutup turun 22,5 poin ata 0,15 persen menjadi Rp14.862,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS turun 0,13 persen menjadi 103,421.
Pukul 13.10 WIB, rupiah turun 32 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.872 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,03 persen ke level 103,587.
Pukul 10.01 WIB, rupiah terkoreksi 40,5 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.880,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,1 persen ke level 103,659.
Rupiah dibuka melemah 60 poin atau 0,4 persen menjadi Rp14.900 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,07 persen ke level 103,634.