Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Entitas Tommy Soeharto (GTSI) Proyeksikan Tebar Dividen 2 Tahun Lagi

Emiten pelayaran terafiliasi Tommy Soeharto, PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) memperkirakan baru bisa membagikan dividen minimal 2 tahun lagi.
PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) resmi listing di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/9/2021), yang menjadi perusahaan tercatat ke-37 di BEI pada 2021.rn
PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) resmi listing di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/9/2021), yang menjadi perusahaan tercatat ke-37 di BEI pada 2021.rn

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran terafiliasi Tommy Soeharto, PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) memperkirakan baru bisa membagikan dividen minimal 2 tahun lagi.

melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (6/6/2023) dan memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2022.

Direktur Utama GTSI Tammy Meidharma mengatakan berdasarkan aturan dalam Pasal 71 UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, Manajemen GTSI mengusulkan kepada Pemegang Saham dan Kuasa Pemegang Saham untuk tidak membagikan Dividen.

"Sebagaimana ketentuan Pasal 71 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dividen dibagikan dalam kondisi laba positif. Sementara pada 2022 Perseroan masih membukukan saldo laba negatif," jelasnya.

Tammy menambahkan, GTSI kemungkinan baru bisa membayarkan dividen dalam waktu sekitar dua atau tiga tahun lagi. Mengutip laporan keuangan GTSI sampai per akhir 2022, perseroan mencatatkan pendapatan US$41,22 juta atau setara dengan Rp642,80 miliar.

Jumlah tersebut naik 34,02 persen dari tahun sebelumnya di US$30,75 juta. Peningkatan pendapatan bersumber dari kenaikan pendapatan untuk jasa sewa kapal menjadi senilai US$28,16 juta dari tahun sebelumnya US$20,03 juta.

Sementara itu, pendapatan dari sewa kapal untuk unit penyimpanan dan regasifikasi pada 2022 mencapai US$12,44 juta. Adapun, laba bersih yang diperoleh Perseroan pada 2022 senilai US$2,66 juta atau setara dengan Rp41,48 miliar, berbalik dari rugi bersih tahun sebelumnya US$1,15 juta.

GTSI mencatat total aset mengalami penurunan dari akhir 2021 sebesar US$128,68 juta menjadi US$123,80 juta pada akhir 2022. Hal ini didukung oleh penurunan liabilitas dan kenaikan ekuitas.

Pada perdagangan Selasa (6/6/2023), harga saham GTSI terpantau stagnan di posisi Rp52 per saham. Sepanjang 2023 berjalan, harga sahamnya turun 1,89 persen. Sementara itu, secara year-on-year (yoy) harga saham GTSI juga masih mencatat penurunan 11,86 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper