Bisnis.com, JAKARTA - Konglomerat Haji Romo Nitiyudo Wachjo atau akrab disapa Haji Robert, menjual sebagian kepemilikan sahamnya di PT Petrosea Tbk. (PTRO) ke perusahaan milik suami Puan Maharani, Happy Hapsoro, yaitu PT Sentosa Bersama Mitra.
Haji Robert merupakan pemilik utama PTRO, melalui perusahaannya PT Caraka Reksa Optima selaku pemegang saham pengendali (PSP). Caraka Reksa Optima memegang 89,8 persen saham PTRO, sedangkan sisanya merupakan saham publik di bawah 5 persen.
Pada 31 Mei 2023, terjadi perubahan pemegang saham Caraka Reksa Optima. Sebelumnya, Haji Robert memegang 80 persen saham Caraka Reksa Optima, sedangkan sisanya 20 persen dipegang oleh PT Dua Usaha Karya Negeri.
Setelah transaksi perubahan, susunan pemegang saham Caraka Reksa Optima menjadi Haji Robert 39,77 persen, PT Dua Usaha Karya Negeri 13,56 persen, PT Sentosa Bersama Mitra 27 persen, PT Sarana Adiwilaga Persada 16,95 persen, dan PT Khazanah Kinarya Bersama 2,72 persen.
"Perubahan tersebut [pemegang saham Caraka Reksa Optima] tidak berdampak negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, keuangan, dan kelangsungan usaha Petrosea," jelas Direktur Petrosea Aldi Rakhmatillah dalam keterangan tertulis, Senin (5/6/2023).
Adapun, Sentosa Bersama Mitra merupakan pemegang 32,62 persen saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA). Sentosa Bersama Mitra merupakan perusahaan milik Happy Hapsoro. Hapsoro juga tercatat sebagai pemegang 28,51 persen saham RAJA secara langsung.
Baca Juga
Happy Hapsoro juga kerap melakukan pembelian saham emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui perusahaan investasinya yakni PT Basis Utama Prima (Basis Investment).
Saat ini, terdapat enam emiten yang sahamnya dikoleksi Happy Hapsoro, yaitu PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE), PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA), PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), PT Singaraja Putra Tbk. (SINI), PT Fortune Indonesia Tbk. (FORU), dan PT Red Planet Indonesia Tbk. (PSKT).
Petrosea, sebagai emiten konstruksi pertambangan, menargetkan pendapatan pada 2023 bisa tumbuh 39 persen dibandingkan dengan capaian 2022 sehingga menembus US$662 juta. PTRO bakal menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga US$80 juta atau sekitar Rp1,17 triliun untuk mencapai target tersebut.
Presiden Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan mengatakan Petrosea bakal menjaga pertumbuhan organik dengan memperoleh kontrak-kontrak baru dan melakukan optimalisasi pada kontrak yang telah dimiliki.
Sepanjang 2022, Petrosea mengantongi nilai kontrak sebesar US$1,7 miliar dengan dukungan kontrak baru pertambangan sektor mineral seperti nikel dan emas.
“Kami menargetkan pendapatan kontrak pertambangan tumbuh 30 persen dan segmen EPC [Engineering, Procurement & Construction] tumbuh 50 persen jadi total pendapatan dapat tumbuh 39 persen pada 2023,” kata Novan, Senin (15/5/2023).