Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MARK Cetak Penjualan Rp130 Miliar pada Kuartal I/2023

PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) mencatatkan pendapatan Rp130 miliar pada kuartal I/2023.
PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) mencatatkan pendapatan Rp130 miliar pada kuartal I/2023. /markdynamicsindo.com
PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) mencatatkan pendapatan Rp130 miliar pada kuartal I/2023. /markdynamicsindo.com

Bisnis.com, MEDAN – Emiten cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) mencatatkan pendapatan Rp130 miliar pada kuartal I/2023. Kinerja tersebut naik dibandingkan kuartal IV/2022.

Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh mengatakan pada kuartal I/2023 perseroan telah mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp130 miliar. Terkait capaian tersebut, emiten berkode MARK ini konsisten menjaga margin laba bersih diatas 23 persen atau sebesar Rp30,5 miliar.

"Kami berusaha konsisten untuk terus bertumbuh dengan cara memperluas pangsa pasar kami ke negara lain dan berinovasi serta mempertahankan kualitas produk kami," ujarnya dalam ketetangan tertulis, Rabu (3/5/2023).

Ridwan menerangkan penjualan MARK pada kuartal pertama I/2023 meningkat 48,4 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2022 senilai Rp87,58 miliar. Hal ini memastikan bahwa perusahaan bergerak ke arah pertumbuhan yang tepat.

"Tahun ini kami berusaha untuk memperluas pangsa pasar India dan Srilangka yang memberikan beberapa indikator yang menjanjikan," sambung Ridwan.

Dengan market share 50 persen dari penjulan cetakan sarung tangan nitril global, Ridwan berharap kenaikan penjualan MARK bisa menjadi indikator akan pulihnya industri sarung tangan dunia.

Ridwan juga menyebut Asosiasi sarung tangan Malaysia (MARGMA) memprediksi pertumbuhan sarung tangan tumbuh sebesar 5 persen-8 persen setiap tahunnya

"Dan tahun 2023, total permintaan sarung tangan dunia mencapai 300 miliar buah," lanjutnya.

Menurut Ridwan, titik balik industri sarung tangan secara bertahap menunjukkan rebound pada 2023. Selain itu sentimen positif juga bisa dilihat dari mulai naiknya harga jual rata-rata produsen sarung tangan di China dan Malaysia.

Sementara itu, terjadi  over supply sarung tangan global akibat over produksi di saat pandemi Covid-19 yang sudah mulai mendekati masa pakai sehingga produsen sarung tangan harus memproduksi sarung tangan yang baru lagi. 

Riwan pun menilai hal tersebut memberikan sentiment positif terhadap MARK sebagai supplier utama cetakan sarung tangan dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ade Nurhaliza
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper