Bisnis.com, JAKARTA – Emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencatatkan kinerja ciamik dengan pertumbuhan laba hingga 103,43 persen. Adapun, laba INTP mencapai Rp371,37 miliar per kuartal I/2023.
Direktur INTP Antonius Marcos mengatakan peningkatan kinerja didorong oleh meningkatnya optimisme masyarakat seiring meredanya pandemi Covid-19. Hal ini membuat tingkat konsumsi masyarakat termasuk properti kian meningkat sehingga berdampak pada penjualan semen.
“Meningkatnya optimisme masyarakat membuat konsumsi akan meningkat termasuk juga dari sisi pembelanjaan properti. Hal ini terlihat dari sisi pencapaian volume penjualan kami di kuartal I yang lebih tinggi 3 persen dibanding tahun lalu,” ujar Marcos kepada Bisnis, Selasa (2/5/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan faktor lain yang mendorong kinerja adalah biaya energi yang lebih rendah seiring banyaknya stok batu bara yang dibeli dengan harga domestic market obligation (DMO). Sementara pangsa pasar juga disebut meningkat khususnya pada wilayah Indonesia Timur.
Selain itu, harga jual rata-rata semen juga lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Adapun, INTP menetapkan kenaikan harga produk semen hingga tiga kali sepanjang 2022.
Secara rata-rata terdapat kenaikan sekitar 12 persen sampai 13 persen harga produk pada 2022. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya harga batu bara yang mengerek biaya produksi.
Baca Juga
“Secara umum kami akan selalu berhati-hati sebelum melakukan kenaikan harga karena sangat sensitif terhadap volume penjualan,” tuturnya.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, INTP mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,24 triliun hingga tiga bulan pertama 2023. Pendapatan ini naik 19,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).
Secara rinci untuk pendapatan dari pihak ketiga tercatat penjualan semen mencapai Rp3,79 triliun atau naik 17,27 persen, penjualan beton siap pakai sebesar Rp337,99 miliar naik 20,32 persen, dan penjualan agregat Rp18,18 miliar atau naik 62,63 persen.
Kemudian, penjualan semen kepada pihak berelasi mencapai Rp92,99 miliar atau naik 226,2 persen.
Naiknya pendapatan INTP juga diikuti meningkatnya beban pokok pendapatan 14,34 persen dari Rp2,59 triliun menjadi Rp2,96 triliun hingga kuartal I/2023.
INTP mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp371,37 miliar. Laba tersebut naik 103,43 persen dari Rp182,55 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun hingga akhir Maret 2023, INTP mencatatkan jumlah aset senilai Rp25,43 triliun. Jumlah aset tersebut turun dari Rp25,7 triliun dibandingkan akhir Desember 2022.
Jumlah liabilitas INTP mencapai Rp5,49 triliun per 31 Maret 2023, turun dari Rp6,13 triliun per 31 Desember 2022.
Sementara itu, jumlah ekuitas INTP mencapai Rp19,93 triliun sampai kuartal I/2023. Ekuitas tersebut naik dari Rp19,56 triliun dibandingkan akhir 2022.
Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 22,09 persen dari Rp5,56 triliun menjadi Rp4,33 triliun.