Bisnis.com, JAKARTA – Produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) membukukan volume penjualan semen sebesar 1,35 juta ton pada Maret 2023. Kenaikan tersebut ditunjang salah satunya oleh maraknya renovasi rumah jelang Ramadan dan Lebaran.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Oey Marcos mengatakan, angka 1,35 juta ton tersebut setara dengan pertumbuhan penjualan sebesar 6 persen dibandingkan penjualan pada bulan sebelumnya yang mencapai 1,3 juta ton.
"Untuk volume penjualan semen kami bulan maret lalu mencapai 1,35 juta, pencapaian ini lebih besar 6 persen dibanding pencapaian bulan sebelumnya," kata Oey kepada Bisnis.com, Rabu (26/4/2023).
Menurut Oey, hal ini salah satunya didorong oleh kondisi cuaca yang membaik. “Di Maret selain kondisi cuaca yang baik juga karena jumlah hari di bulan Maret lebih banyak 3 hari dari bulan Februari,” tambah Oey.
Selain itu, menurutnya, menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri, masyarakat Indonesia kerap kali memperbaiki hunian. Hal ini menurut Oey juga berdampak pada permintaan semen produksi INTP.
“Ditambah menjelang lebaran banyak rumah tangga melakukan renovasi rumahnya,” kata Oey.
Baca Juga
Sementara, Oey berharap, adanya optimisme pulihnya perekonomian nasional dan dapat berjalan baik hingga akhir tahun mendatang. Dengan demikian pihaknya bisa membukukan kinerja perusahaan sesuai dengan proyeksi, yaitu sekitar 2-4 persen.
“Kami harapkan kondisi ini terus terjaga sehingga target pertumbuhan kami di tahun ini sekitar 2-4 persen dapat tercapai,” tambah Oey.
Di sisi lain, Oey juga berharap pemerintah dapat menjaga stabilitas perekonomian nasional dengan serius. Sehingga Indonesia tidak akan terdampak guncangan krisis dan ketidakstabilan perekonomian global yang berdampak pada situasi politik antarnegara.
Dengan demikian, investor dapat mempercayai kondisi internal perekonomian Indonesia dan tidak ragu untuk menanamkan modal di industri tanah air.
“Hal ini sangat penting untuk memberikan kepercayaan dan rasa optimisme kepada para investor yang saat ini memandang positif akan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Oey.
Terlebih menurutnya, saat ini Indonesia masih mengerjakan pekerjaan rumah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), yang akan membutuhkan banyak kerjasama dengan pihak manapun, termasuk investor asing.