Bisnis.com, JAKARTA - Emiten portofolio Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mecatatkan kerugian Rp4,39 triliun sepanjang kuartal I/2023.
Emiten investasi ini membukukan kerugian neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya sebesar Rp5,10 triliun pada kuartal I/2023. Kerugian ini berbalik dari keuntungan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,89 triliun.
Berdasarkan laporan keuangannya, kerugian SRTG ini sebagian besar diakibatkan oleh investasi pada saham blue chip sebesar Rp5,33 triliun, berbalik dari untung Rp4,19 triliun secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Investasi di perusahaan blue chip ini dilakukan SRTG pada saham-saham seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO). Masing-masing saham ini secara year to date (YTD) telah mengalami pelemahan 10,43 persen, 4,37 persen, dan 18,70 persen.
Sementara itu, investasi pada perusahaan berkembang mencatatkan keuntungan Rp303 miliar, dari rugi Rp336 miliar secara tahunan. Investasi ini dilakukan pada PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX), PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM), PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII), PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRCA), dan perusahaan publik lainnya dengan kepemilikan langsung di bawa 5 persen.
Adapun investasi pada perusahaan teknologi digital SRTG masih mencatatkan kerugian sebesar Rp62,11 miliar, meningkat dibanding setahun yang lalu sebesar Rp1,3 miliar.
Baca Juga
SRTG juga mencatatkan penghasilan dividen, bunga, dan investasi Rp14,49 miliar di kuartal I/2023, turun 90,03 persen secara tahunan dari Rp145,33 miliar.
Penghasilan dividen yang berkurang serta kerugian dari investasi membuat SRTG mencatatkan rugi sebelum pajak senilai Rp5,16 triliun. Hal ini berbanding terbalik dari laba sebelum pajak di kuartal I/2022 yang sebesar Rp3,93 triliun.
Emiten besutan Edwin Soeryadjaya ini pun mencetak rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp4,39 triliun di kuartal I/2023. Padahal, pada kuartal I/2022 SRTG mencetak laba bersih Rp3,56 triliun.
SRTG pun mencetak rugi per saham dasar sebesar Rp325, dari laba per saham Rp264 secara tahunan.
Adapun sepanjang kuartal I/2023, SRTG mencatatkan jumlah aset senilai Rp57,74 triliun, berkurang dari akhir 2022 yang sebear Rp57,78 triliun. Sebagian besar aset ini berada pada pos investasi pada saham sebesar Rp55,3 triliun.
Jumlah liabilitas SRTG turun menjadi Rp2,32 triliun di akhir Maret 2023, dari Rp3,95 triliun di akhir Desember 2022.
Sementara itu, total ekuitas SRTG di 31 Maret 2023 adalah sebesar Rp55,42 triliun, turun dari 31 Desember 2022 sebesar Rp59,8 triliun. Sebagian besar ekuitas ini berada pada pos saldo laba yang tidak dicadangkan sebesar Rp49,8 triliun.