Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kontraktor pertambagan, PT Petrosea Tbk. (PTRO) mencatat kinerja solid sepanjang kuartal I/2023 dengan membukukan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$2,95 juta atau Rp44,28 miliar (Kurs Jisdor 31 Maret Rp14.977)
Berdasarkan laporan keuangan PTRO yang dipublikasikan, Jumat (28/4/2023), Petrosea mencatatkan total pendapatan sebesar US$128,20 juta atau setara Rp1,92 triliun. Pendapatan ini meningkat 33,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$95,79 juta.
Pendapatan Petrosea tercatat ditopang oleh pendapatan penambangan yang meningkat 40,18 persen menjadi US$84,34 juta di tiga bulan pertama 2023, dari US$60,16 juta secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara itu, pos pendapatan lain seperti pendapatan konstruksi dan rekayasa serta jasa perseroan mengalami penurunan. Pendapatan konstruksi dan rekayasa perseroan naik 51,76 persen menjadi US$31,53 juta, dan pendapatan jasa turun 16,98 persen menjadi US$11,73 juta hingga akhir Maret 2023.
Tumbuhnya pendapatan juga turut meningkatkan beban usaha langsung perseroan. Pos beban ini naik 33,06 persen dari US$83,78 juta di kuartal I/2023, menjadi US$111,48 juta di kuartal I/2023.
Perseroan juga tercatat mengalami kenaikan beban admistrasi sebesar 42,17 persen mejadi US$10,87 juta. Beban bunga dan keuangan juga tercatat naik menjadi US$2,47 juta dari sebelumnya US$1,22 juta.
Baca Juga
Meski demikian, hingga tiga bulan pertama 2023 PTRO berhasil mencatatkan peningkatan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$2,95 juta atau Rp44,28 miliar. Laba tersebut melesat 41,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,09 juta.
Sepanjang kuartal I/2023, emiten berkode saham PTRO ini juga mencatatkan peningkatan aset sebesar 14,63 persen menjadi US$683,66 juta, dari US$596,42 juta di akhir 2022.
Jumlah liabilitas perseroan juga tercatat naik 27,68 persen dari US$298,42 juta di akhir 2022, menjadi US$381,02 juta di kuartal I/2023.
Adapun jumlah ekuitas perseroan naik 1,56 persen menjadi US$302,63 juta, dari US$596,42 juta di akhir Desember 2022.