Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Bervariasi, Kecemasan Krisis Bank AS Muncul Lagi

S&P 500 melemah karena kejatuah saham First Republic Bank semakin dalam pada perdagangan Rabu.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (26/4/2023) waktu setempat lantaran kekhawatiran baru mengenai kesehatan bank-bank regional AS menyeret turun saham perbankan, sekalipun laba emiten teknologi memberikan sentimen positif ke pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (27/4/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,68 persen atau 228,96 poin ke 33.301,87, S&P 500 tergelincir 0,38 persen atau 15,64 poin ke 4.055,99, dan Nasdaq menguat 0,47 persen atau 55,19 poin ke 11.854,35.

S&P 500 melemah karena kejatuah saham First Republic Bank semakin dalam pada Rabu. Saham bank regional AS tersebut anjlok 30 persen dalam sesi volatil setelah dikatakan menghadapi potensi pembatasan pinjaman dari Federal Reserve.

Sementara itu, PacWest Bancorp menawarkan secercah harapan bahwa First Republic tidak menimbulkan masalah bagi sektor yang lebih luas. Sahamnya naik 7,5 persen di tengah tanda-tanda pemulihan di tingkat simpanannya.

Nasdaq 100 yang padat saham teknologi naik 0,6 persen setelah induk Google Alphabet Inc. dan Microsoft Corp. mengalahkan ekspektasi pendapatan kuartal pertama 2023. Saham Alphabet mengakhiri perdagangan sedikit berubah, sementara Saham Microsoft naik 7,2 persen, bahkan ketika Inggris secara terpisah memveto pengambilalihan Activision Blizzard Inc.

Penarikan dana nasabah secara besar-besaran di First Republic telah menimbulkan pertanyaan tentang efek kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve pada pemberi pinjaman AS dan apa yang dapat dilakukan bank sentral untuk menghentikan penyebaran krisis bank.

Beberapa pelaku pasar berspekulasi siklus pengetatan mungkin berakhir lebih cepat dari yang diharapkan, meskipun inflasi tetap tinggi. Ukuran inflasi yang disukai The Fed, yang disebut deflator PCE, akan dirilis pada Jumat pekan ini.

“Sampai saat ini pejabat Fed telah mengambil kenyamanan substansial dari indikasi bahwa stres [bank] akut telah diatasi dan tidak ada penghentian mendadak untuk kredit bank,” kata Krishna Guha, kepala strategi bank sentral Evercore ISI.

Di Eropa, indeks saham regional turun 0,8 persen di tengah laporan laba emiten yang mengecewakan. Saham produsen perangkat lunak Dassault Systemes tenggelam setelah pendapatannya di bawah perkiraan. Saham produsen alat chip Belanda ASM International merosot setelah menawarkan prospek yang tidak terlalu bagus untuk sisa tahun ini. Saham Roche Holding AG mundur bahkan saat penjualan kuartal pertamanya melebihi espektasi.

Sementara itu, lonjakan dari Standard Chartered Plc dan SEB AB Swedia gagal memperkuat sentimen.

“Pasar sangat fokus pada beberapa laporan pendapatan, tetapi mungkin mengabaikan bobot perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini, terutama di Amerika Serikat. Saya melihat berbagai macam sinyal teknis, yang tampaknya menunjukkan lingkungan yang berisiko,” kata John Woods, kepala investasi Asia Pasifik di Credit Suisse Group AG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper