Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Senin (30/6/2025) waktu setempat seiring dengan optimisme pasar yang didorong oleh harapan tercapainya kesepakatan dagang dan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang meredakan ketidakpastian investor.
Melansir Reuters pada Selasa (1/7/2025), reli Wall Street berujung pada indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi sekaligus mengakhiri kuartal terbaik mereka dalam lebih dari setahun. Kedua indeks menutup kuartal II/2025 dengan lonjakan dua digit.
Berdasarkan data, indeks S&P 500 ditutup naik 30,24 poin atau 0,49% ke level 6.203,31, sementara Nasdaq Composite menguat 96,28 poin atau 0,48% ke posisi 20.369,73. Adapun, Dow Jones Industrial Average menambahkan 257,99 poin atau 0,59% ke level 44.077,26.
Optimisme pasar ditopang oleh tercapainya kesepakatan dagang antara AS dengan China dan Inggris, yang memberikan sinyal bahwa potensi perang dagang global secara penuh dapat dihindari. Pelaku pasar juga berharap lebih banyak kesepakatan tercapai sebelum tenggat 9 Juli yang ditetapkan Presiden Donald Trump.
Penutupan kuartal juga dipengaruhi oleh aksi para manajer investasi yang melakukan window dressing — strategi mempercantik portofolio jelang akhir periode pelaporan keuangan.
Co-President Westchester Capital Management Roy Behren mengatakan sentimen pasar tampak sangat bergairah saat ini. penguatan pasar di akhir kuartal juga umum terjadi karena efek window dressing.
Baca Juga
Pada Minggu lalu, Kanada membatalkan rencana penerapan pajak layanan digital yang menyasar perusahaan teknologi AS, hanya beberapa jam sebelum diberlakukan, demi membuka jalan bagi negosiasi dagang yang sempat tertahan dengan Washington.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa negara-negara tetap berisiko dikenai tarif tinggi mulai 9 Juli, meskipun sedang bernegosiasi dengan itikad baik. Menurutnya, perpanjangan tenggat hanya bisa diberikan langsung oleh Trump.
Di sisi lain, Partai Republik di Senat AS pekan ini akan kembali mendorong pengesahan RUU pemangkasan pajak dan belanja besar-besaran usulan Trump, meski menghadapi perpecahan internal terkait dampaknya terhadap utang nasional yang diperkirakan membengkak US$3,3 triliun dari total US$36,2 triliun.
Data ekonomi utama yang akan dirilis pekan ini termasuk laporan ketenagakerjaan non-pertanian bulanan dan survei Institute for Supply Management (ISM) untuk sektor manufaktur dan jasa bulan Juni.
Sejumlah pejabat bank sentral AS, termasuk Ketua Federal Reserve Jerome Powell, dijadwalkan menyampaikan pidato dalam beberapa hari ke depan.
Serangkaian data ekonomi yang lemah serta ekspektasi bahwa Trump akan mengganti Powell dengan sosok yang cenderung dovish mendorong peningkatan taruhan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed tahun ini.
Saham-saham perbankan besar AS turut menguat setelah sebagian besar bank dinyatakan lolos dalam uji ketahanan tahunan (stress test) Federal Reserve, membuka jalan bagi program pembelian kembali saham dan pembagian dividen senilai miliaran dolar.