Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup variatif pada perdagangan Selasa (15/7/2025). Nasdaq kembali menorehkan rekor penutupan, meski dua indeks utama Wall Street lainnya ditutup melemah.
Melansir Reuters, Rabu (17/7/2025), indeks Nasdaq ditutup menguat 0,18% ke 20.677,80. Sebaliknya, indeks Dow Jones melemah 0,98% ke 44.023,29 dan S&P 500 turun 0,40% ke 6.243,76.
Penguatan indeks Nasdaq ditopang lonjakan saham Nvidia, sementara indeks lainnya tertekan seiring rilis data inflasi dan laporan keuangan bank yang gagal memicu antusiasme investor.
Ini merupakan penutupan rekor keempat Nasdaq dalam lima sesi terakhir, sekaligus yang kedelapan sejak 27 Juni.
Nvidia memimpin penguatan setelah mengumumkan akan melanjutkan penjualan chip kecerdasan buatan H20 ke China, mendorong sahamnya melonjak 4%. Kabar ini turut mengangkat saham produsen chip lain, seperti AMD dan Super Micro Computer yang sama-sama naik lebih dari 6,4%.
Indeks semikonduktor Philadelphia naik 1,3% ke level tertinggi dalam setahun, sementara indeks sektor teknologi S&P juga menembus rekor baru dengan kenaikan serupa.
Baca Juga
Analis Commonwealth Financial Network Rob Swanke mengatakan kabar Nvidia mendorong sebagian investor kembali masuk ke saham teknologi yang sebelumnya mereka tinggalkan karena valuasi tinggi.
"Tapi ini kemungkinan hanya lonjakan sesaat. Pelaku pasar menanti bukti penjualan nyata di laporan keuangan nanti," ujarnya.
Meski kekhawatiran terhadap dampak kebijakan Presiden Donald Trump, termasuk tarif besar-besaran, sempat membayangi pasar, sentimen mulai membaik.
Minggu ini menjadi ujian penting, dengan dimulainya musim laporan laba kuartal II/2025 dan data inflasi yang diprediksi mulai mencerminkan efek tarif.
Data terbaru menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS naik paling tinggi dalam lima bulan terakhir, mengindikasikan tekanan inflasi mulai muncul. Namun inflasi inti tetap terkendali, memberi sedikit ketenangan.
"Data inflasi pagi ini memperlihatkan tarif mulai terasa dampaknya, tapi masih dalam kendali. Kita akan melihat seberapa besar dampaknya lewat laporan keuangan korporasi,” kata Swanke.
Di sisi lain, saham-saham bank berfluktuasi tajam di hari pertama musim laporan laba.
JPMorgan melemah 0,7% meski menaikkan proyeksi pendapatan bunga bersih 2025. Wells Fargo turun 5,5% meski laba naik, dan BlackRock anjlok 5,9% meski mencetak rekor dana kelolaan.
Citigroup jadi pengecualian, melesat 3,7% ke level tertinggi sejak krisis keuangan 2008 setelah divisi perdagangannya mencetak keuntungan besar.