Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Sebut Pasar Modal Syariah Indonesia Masih Stabil, tapi Banyak PR-nya

Nilai pasar modal syariah yang besar ditopang oleh faktor kontribusi sukuk negara bukan sukuk korporasi.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Penggalangan dana di pasar modal syariah per 31 Maret 2023 disebut lebih stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya seiring dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar. 

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) berada di posisi 211,26 atau turun 2,97 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berada di level 217,73. Sementara itu total kapitalisasi pasar sebesar Rp4.760,83 triliun turun 0,53 persen secara tahunan. 

Sementara itu, reksa dana syariah naik 5,02 persen sebesar Rp42,65 triliun secara tahunan, sukuk korporasi meningkat 1,25 persen ke Rp43,03 triliun dan sukuk negara naik 2,24 persen ke level Rp1.374,48 triliun. 

Kemudian total aset keuangan syariah pasar modal Indonesia mencapai Rp1.427,46 triliun per Desember 2022. Nilai itu meningkat 15,5 persen secara tahunan dari Rp1.235,83 triliun. Pangsa pasar aset pasar modal syariah mencapai 18,27 persen pada 2022.

Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi menyebutkan meskipun gerak saham syariah mengalami penurunan dibandingkan dengan akhir tahun tetapi masih wajar. Pasalnya minat investor masih belum tinggi. 

“Nilai pasar modal syariah yang besar ditopang oleh faktor kontribusi sukuk negara bukan sukuk korporasi,” jelasnya dalam media briefing perkembangan keuangan syariah OJK, Selasa (11/4/2023).

Fadilah mengatakan banyak sukuk negara yang telah di-floating, namun tingkat penyerapannya yang tinggi membuat investor berebut untuk mendapatkannya. Di saat yang sama, penerbitan sukuk korporasi masih terbatas.

Untuk mendorong lebih banyak emiten atau perusahaan menerbitkan Sukuk, OJK menerapkan beberapa strategi seperti coaching clinic klinik pelatihan hingga pencocokan bisnis untuk menarik bisnis potensial. 

Fadilah bahkan mengklaim pihaknya mendorong perusahaan BUMN untuk menerbitkan sukuk korporasi. Hal itu disebabkan menurut OJK banyak BUMN yang memiliki potensi besar dalam penerbitan produk syariah ini. 

Selain itu salah satu upaya yang dilakukan OJK dalam meningkatkan daya tarik investor adalah peningkatan daya tarik investasi pasar keuangan domestik melalui peningkatan jumlah variasi produk termasuk peningkatan basis investor ritel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper