Bisnis.com, JAKARTA — PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan kontrak baru hingga Rp8,9 triliun per Maret 2023. Capaian tersebut meningkat 109 persen dari Rp4,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year (YoY).
Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson mengatakan kontrak baru yang diperoleh perseroan mencapai Rp8,9 triliun per Maret 2023. Beberapa di antaranya adalah untuk proyek Tol Probowangi Paket 1, dan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Paket 1.2A.
“Per Maret 2023, kontrak baru mencapai Rp8,9 triliun termasuk kontrak yg baru di Tol Probowangi dan Tol Solo-Yogyakarta,” ujar Entus usai RUPST di Jakarta pada Selasa (11/4/2023).
Selain dua proyek tersebut, kontribusi kontrak baru terbesar juga diperoleh dari proyek pekerjaan perkerasan jalan pertambangan Tanjung Enim, proyek Tol Trans Sumatera (Bayung Lencir) dan SPAM Regional Wosusokas.
Kemudian beberapa proyek besar yang menjadi sorotan bagi ADHI adalah Proyek Prasarana LRT Malolos-Clark di Filipina, Proyek Tol Trans Sumatera (Bayung Lencir), serta Proyek Land Development Kalimantan Timur–IKN.
Adapun proyek infrastruktur dari jalan dan jembatan berkontribusi hingga 59 persen dari capaian Rp8,9 triliun tersebut. Kemudian sebanyak 15 persen berasal dari kereta api, 12 persen dari proyek gedung, 8 persen dari infrastruktur pengolahan sumber air, serta 6 persen berasal dari pekerjaan lainnya.
Baca Juga
Berdasarkan lini bisnis, engineering dan konstruksi mendominasi kontribusi kontrak baru sebesar 93 persen, properti dan pariwisata sebesar 3 persen, dan bisnis lainnya sebesar 4 persen. Lalu, berdasarkan sumber dana sebanyak 53 persen dari proyek investasi dan lainnya, sebanyak 28 persen dari pemerintah, serta 19 persen dari BUMN dan BUMD.
ADHI menjadi pemenang tender proyek pembangunan Malolos-Clark Railway Project senilai Rp5 triliun di Filipina yang pembangunannya ditargetkan mulai 2023. Proyek ini merupakan kolaborasi antara ADHI dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dengan porsi ADHI sebesar 51 persen.
Entus mengatakan untuk paket pertama perseroan menerima kontrak sebesar Rp3,5 triliun. Pembiayaan untuk proyek ini mayoritas berasal dari Asian Development Bank (ADB).