Bisnis.com, JAKARTA — Surya Fajar Sekuritas menargetkan bisa memboyong maksimal 9 perusahaan untuk penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) hingga akhir 2023. Sejauh ini Surya Fajar telah mengantarkan tiga perusahaan melantai di bursa dengan nilai emisi mencapai Rp282,19 miliar.
“Sejauh ini kami telah membawa tiga perusahaan IPO yakni NAYZ, TRON, dan HAJJ. Target kami sampai akhir 2023 sekitar 7 sampai 9 perusahaan yang bisa kami bawa IPO,” kata Direktur Utama Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang akhir pekan lalu.
Steffen mengatakan Surya Fajar menerapkan strategi ‘jemput bola’ dalam menjalankan bisnis penjamin emisi efek, terutama ke luar pulau Jawa. Dia meyakini potensi yang besar dari perusahaan-perusahaan yang berencana menggalang dana melalui IPO.
“Kami mendatangi para pelaku bisnis yang berpotensi secara bisnis di beberapa daerah di luar pulau Jawa, yang kami yakini banyak sekali potensi bisnis bagus untuk bisa menggalang dana melalui IPO,” terangnya.
Steffen optimistis pasar modal Indonesia bakal melanjutkan perkembangan ke depan dengan melihat potensi penggalangan dana dan minat investor untuk berinvestasi di pasar modal.
Dari sisi nilai transaksi, dia berpandangan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) yang mencapai belasan triliun mencerminkan bahwa animo tinggi dari para pemodal untuk bertransaksi saham.
Baca Juga
“Ditambah potensi kenaikan jumlah investor yang meskipun sudah ada sekitar 10 juta investor yang memiliki RDN, tetapi jauh lebih rendah dibandingkan dengan potensi jumlah penduduk Indonesia sekitar 280 juta oang. Kami berkeyakinan bahwa pasar Indonesia dari sisi pengembangan basis investor dan transaksi masih sangat besar,” ujarnya.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) memperlihatkan bahwa dana yang dihimpun melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) mencapai Rp12,5 triliun per 31 Maret 2023. Kemudian dari penerbitan obligasi senilai Rp27,5 triliun, dan penerbitan saham baru atau rights issue sebesar Rp14,2 triliun.
Sejauh ini, setidaknya masih ada 44 antrean perusahaan dalam aksi IPO dan 21 emisi dari 18 penerbit untuk efek bersifat utang atau sukuk. Di sisi lain, 24 perusahaan tercatat tengah berada dalam pipeline rights issue.