Bisnis.com, JAKARTA - PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) menuntaskan penerbitan surat utang hingga Rp405 miliar. Secara rinci, surat utang tersebut terdiri dari obligasi senilai Rp250 miliar dan sukuk Rp155 miliar.
"Hari ini kami menyelesaikan penerbitan obligasi ketiga PUB 2 tahap pertama, totalnya Rp405 miliar baik dari sukuk maupun obligasi," ujar Corporate Secretary ISSP Johannes W. Edward dalam Analyst Meeting FY2022 ISSP Selasa, (4/4/2023).
Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi ISSP ditawarkan dalam tiga seri. Pertama, Obligasi Seri A sebesar Rp37,9 miliar dengan bunga tetap 7,75 persen per tahun dan jangka waktu 367 hari sejak tanggal emisi.
Kedua, Obligasi Seri B dengan nilai sebesar Rp211,3 miliar dengan bunga tetap 9,5 persen per tahun berjangka waktu tiga tahun sejak tanggal emisi.
Ketiga, Obligasi Seri C sebesar Rp800 juta dengan tingkat bunga tetap 10 persen persen per tahun dengan jangka waktu lima tahun sejak tanggal emisi.
Sementara itu, sukuk ijarah ISSP juga diterbitkan dalam tiga seri, yakni Seri A dengan jumlah sisa imbalan ijarah sebesar Rp3 miliar berjangka waktu 367 hari sejak tanggal emisi.
Baca Juga
Sukuk ijarah Seri B dengan jumlah sisa imbalan Rp141,1 miliar serta jangka waktu tiga tahun, dan sukuk ijarah Seri C dengan jumlah sisa imbalan ijarah sebesar Rp10,9 miliar serta jangka waktu lima tahun.
"Hasil penjualannya akan digunakan sebagian besar untuk refinancing karena kami masih memiliki beberapa bank yang memberikan pembiayaan kepada kami tetapi memiliki tarif tinggi. Dengan diversifikasi pembiayaan ini akan semakin menekan cost of fund," tandas Johannes.
Adapun berdasarkan laporan keuangan, ISSP membukukan penjualan dan pendapatan jasa sebesar Rp6,25 triliun pada 2022. Angka ini naik 16,17 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,38 triliun.
Pendapatan ini mayoritas ditopang oleh penjualan pasar lokal sebesar Rp6 triliun dengan mayoritas penjualan jenis pipa spiral sebesar Rp1,17 triliun dan pipa hitam senilai Rp1,10 triliun.
Kemudian laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk ISSP turun menjadi Rp305,86 miliar pada 2022 dari laba tahun sebelumnya yang terpantau sebesar Rp486,06 miliar. Angka ini tergerus 37,07 persen secara tahunan.