Bisnis.com, JAKARTA - PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo mampu meraih laba bersih sebesar Rp209,6 miliar sepanjang semester I/2024.
Corporate Secretary & Investor Relations Spindo, Johanes W. Edward mengatakan perusahaan mencatat arus kas positif dari operasi pada semester I/2024 sebesar Rp805 miliar. Kas tersebut digunakan untuk mengurangi leverage perusahaan.
"Sebagai catatan, arus kas negatif yang terjadi pada tahun sebelumnya disebabkan pelunasan awal kewajiban LC [Letter of Credit]," katanya dalam Public Expose Live 2024 secara daring, Senin (26/8/2024).
Produk pipa API mencatat peningkatan penjualan sebesar 60% pada semester I/2024 secara tahunan. Hal tersebut dipicu oleh upaya perusahaan melakukan investasi mesin pipa baja tahan karat dengan diameter lebih besar pada September 2023 untuk memenuhi permintaan.
Sementara, penjualan pipa baja tahan karat Spindo meningkat 32% pada semester I/2024 secara tahunan. Kinerja penjualan berpotensi meningkat seiring dengan kehadiran Tsingshan Group di Morowali, sehingga Spindo bisa mendorong produk dan layanan baja tahan karatnya.
"Adapun, pipa konstruksi, infrastruktur, dan utilitas tetap menjadi tulang punggung bauran produk kami," ujarnya.
Baca Juga
Volume penjualan Spindo pada kuartal II/2024 meningkat 5,8% secara kuartalan dan 8,13% secara tahunan. Sementara, nilai penjualan hanya naik 3,65% secara kuartalan dan 4,62% secara tahunan sehubungan dengan penurunan ASP sejalan dengan penurunan harga baja global.
Namun, pada semester I/2024, total penjualan pada semester I/2024 hanya 9,7% lebih rendah dibandingkan semester I/2023 yang dikarenakan penyesuaian pada ASP. Sepanjang semester I/2024, harga baja global mengalami tren penurunan.
Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), harga baja canai panas (hot rolled coil/HRC) mencapai US$521 per ton FOB pada akhir semester I/2024 dari awal tahun US$600 per ton dan terus menurun hingga US$495 per ton pada saat ini.
Sementara itu, Spindo telah menerbitkan obligasi terkait keberlanjutan (SLB) senilai Rp1 triliun dengan tenor 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun. Kupon yang ditawarkan masing-masing 7%, 7,35%, dan 7,35%.