Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berlanjut menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (17/1/2023) karena ekspektasi pelemahan dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, pada Senin (16/1/2023) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 103,5 poin atau 0,68 persen ke Rp15.045 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS terpantau menguat 0,18 persen ke 102,38.
Bersama dengan rupiah, ada peso Filipina yang menguat 0,55 persen, won Korea Selatan menguat 0,45 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,37 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjang Ibrahim Assuaibi mengatakan nilai tukar rupiah diprediksi bakal fluktatif pada pembukaan perdagangan hari ini, tetapi masih berpeluang untuk menguat.
“Untuk perdagangan Selasa, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.010 - Rp15.100 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin (16/1/2023).
Rilis surplus neraca perdagangan turut membawa sentiment positif rupiah pada hari ini. Neraca perdagangan mendapat surplus US$54,46 miliar atau Rp816,9 triliun. Angka ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Baca Juga
Menurut Ibrahim, surplus tersebut sangat signifikan jika dibandingkan dengan capaian surplus sepanjang 2021 yang tercatat sebesar US$35,34 miliar.
Secara bersamaan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$392,6 miliar pada November 2022. Nilai tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi pada Oktober 2022 yang tercatat sebesar US$390,2 miliar.
Jika dibandingkan dengan November 2021, posisi ULN Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,6 persen persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,6 persen yoy. Posisi ULN Pemerintah pada November 2022 tercatat sebesar US$181,6 miliar, mengalami kontraksi 10,2 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 12,3 persen yoy.
“Perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga sehingga mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestic,” terang Ibrahim.
Sementara itu, dari sisi eksternal, Dolar melemah terhadap mata uang lainnya, karena prospek kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Data menunjukkan bahwa harga konsumen AS turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada Desember. Dengan inflasi puluhan tahun di ekonomi terbesar dunia yang menunjukkan tanda-tanda pendinginan, investor sekarang semakin yakin bahwa Fed mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga, dan bahwa suku bunga tidak akan setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya.
Di sisi lain, Bank Rakyat Tiongkok mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengahny. Namun, bank sentral juga menyuntikkan lebih banyak likuiditas ke pasar untuk menopang pertumbuhan ekonomi, karena negara itu bergulat dengan wabah Covid-19 yang terburuk.
“Namun, pasar memposisikan diri untuk pemulihan ekonomi di negara itu setelah mulai melonggarkan sebagian besar pembatasan anti-COVID pada bulan Desember,” tulis Ibrahim.
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Rupiah ditutup turun 120 poin atau 0,8 persen menjadi Rp15.165 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,14 persen ke level 102,348.
Pukul 13.50 WIB, rupiah turun 118,5 poin atau 0,79 persen menjadi Rp15.163,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,1 persen ke level 102,311.
Pukul 10.07 WIB, rupiah turun 103,5 poin atau 0,69 persen menjadi Rp15.148,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,25 persen ke level 102,46.
Pukul 09.02 WIB, rupiah dibuka melemah 90 poin atau 0,6 persen ke Rp15.135 per dolar AS. Rupiah melemah bersama mata uang Asia lainnya..
Indeks dolar AS naik 0,23 persen ke level 102,441.