Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Kamis (12/1/2023) dengan kenaikan ke level 6.629,93, setelah tertekan dalam beberapa hari terakhir.
IHSG ditutup menguat 0,69 persen atau naik 45,48 poin ke posisi 6.629,93. Sepanjang sesi, IHSG sempat menyentuh posisi terendah di 6.582,10 dan tertinggi di 6.662,22.
Kapitalisasi pasar turun ke Rp9.157 triliun dari Rp9.166 triliun pada penutupan kemarin. Terdapat 295 saham menguat, 227 saham berakhir di zona merah, dan 188 saham stagnan.
Mayoritas indeks sektoral terpantau parkir di zona hijau, kecuali sektor energi yang turun 1,03 persen, sektor transportasi terkoreksi 0,94 persen, dan kesehatan turun 0,18 persen.
Indeks sektor teknologi menjadi yang naik paling tinggi pada penutupan dengan apresiasi sebesar 1,66 persen. Kemudian disusul sektor finansial yang naik 1,64 persen dan sektor industri dasar naik 1,17 persen.
Di jajaran emiten berkapitalisasi jumbo, BMRI memimpin kenaikan harga saham dengan penguatan sebesar 2,79 persen ke Rp9.200. Kemudian disusul BBRI dan ASII masing-masing naik 2,74 persen dan 2,39 persen. UNVR naik 1,28 persen dan BBNI menguat 1,18 persen ke label Rp8.600 per saham.
Baca Juga
Sementara itu, saham big cap yang turun paling dalam adalah BYAN sebesar 3,51 persen ke Rp19.925, kemudian ICBP turun 0,71 persen, dan TLKM turun 0,26 persen.
Saham WMUU menjadi penghuni top gainer hari ini dengan kenaikan sebesar 25,49 persen ke harga Rp64. WMUU sebelumnya sempat mengalami fase ARB dalam beberapa sesi perdagangan dan mendekati harga Rp50.
Penghuni top gainer lainnya adalah pendatang baru WINE yang hari ini kembali menyentuh ARA 24,79 persen ke Rp270 per saham.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya sebelumnya menyebutkan bahwa IHSG masih tertahan di fase konsolidasi.
Dia mengatakan berlanjutnya capital outflow sepanjang awal tahun ini telah menekan IHSG terus menerus di zona merah. Yugen Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak dengan rentang support-resistance pada level 6.542–6.741.
“Namun, koreksi IHSG dapat terus dimanfaatkan investor sebagai peluang akumulasi dengan target investasi jangka menengah dan panjang. Tentunya dengan pemilihan saham berfundamental kuat,” ujar William dalam riset harian.