Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat Lagi Jelang Simposium Jackson Hole

Harga emas naik 0,9% jelang simposium Jackson Hole, didorong pelemahan dolar AS dan spekulasi kebijakan The Fed.
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat seiring dengan pelemahan dolar AS, di tengah sikap pelaku pasar yang menanti simposium tahunan Jackson Hole dan rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 29–30 Juli 2025 lalu.

Melansir Reuters pada Kamis (21/8/2025), harga emas di pasar spot naik 0,9% menjadi US$3.344,37 per troy ounce setelah sempat menyentuh level terendah sejak 1 Agustus. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga menguat 0,9% di level US$3.388,50.

Pelemahan dolar AS membuat emas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

Risalah rapat The Fed menunjukkan Wakil Ketua Pengawasan Michelle Bowman dan Gubernur Christopher Waller menjadi satu-satunya pihak yang mendorong pemangkasan suku bunga, berlawanan dengan mayoritas anggota yang memilih menahan kebijakan. 

Kekhawatiran keduanya semakin mendapat pembenaran setelah data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan dirilis hanya dua hari setelah pertemuan selesai.

“Pelaku pasar menganggap kabar ini sudah basi karena risalah itu disusun sebelum laporan ketenagakerjaan yang mengejutkan,” kata Tai Wong, trader logam independen.

Kini perhatian investor tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell di simposium ekonomi Jackson Hole pada Jumat (22/8/2025).

“Jika Powell bersikap dovish, itu akan positif bagi emas karena emas tidak memberikan imbal hasil. Harga perlu menembus level US$3.350 per ons, lalu menguji kembali US$3.400 per ons,” ujar Bob Haberkorn, analis pasar di RJO Futures.

Menurut CME FedWatch, pelaku pasar memperkirakan peluang 83% adanya pemangkasan suku bunga seperempat poin pada September mendatang.

Goldman Sachs mempertahankan proyeksi harga emas di level US$4.000 per ons pada pertengahan 2026, dengan alasan permintaan bank sentral yang kuat secara struktural, arus masuk ETF yang didukung pelonggaran The Fed, serta probabilitas 30% resesi AS dalam 12 bulan ke depan.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump kembali menekan The Fed dengan menyerukan pengunduran diri Gubernur Lisa Cook terkait tuduhan penipuan hipotek, memperkuat upayanya untuk memperbesar pengaruh terhadap bank sentral.

Harga perak spot naik 1,1% menjadi US$37,78 per ons, platinum melonjak 2,1% ke US$1.333,43 per ons, sedangkan paladium stabil di US$1.115,15 per ons.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro