Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panin AM Prediksi IHSG ke 7.800, Disokong Saham Bank dan Batu Bara

Target IHSG 7.800 pada 2023 diprediksi ditopang oleh kinerja saham emiten batu bara dan perbankan.
Target IHSG 7.800 pada 2023 diprediksi ditopang oleh kinerja saham emiten batu bara dan perbankan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Target IHSG 7.800 pada 2023 diprediksi ditopang oleh kinerja saham emiten batu bara dan perbankan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – PT Panin Asset Management (Panin AM) memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh angka 7.800 hingga akhir 2023.

Target 7.800 disebut sebagai angka wajar IHSG yang akan ditopang oleh kinerja saham emiten batu bara dan perbankan, serta adanya potensi pertumbuhan ekonomi karena sektor pariwisata ikut menggeliat.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan salah satu faktor yang menyokong angka wajar IHSG tersebut adalah adanya wisatawan khususnya China ke Indonesia.

“Sebelum pandemi, turis China mencapai 160 hingga 166 juta di 2019, dimana wisatawan dunia 20 persennya disumbang oleh China. Indonesia sendiri sebelum pandemi 15 hingga 16 juta. Jadi potensi pariwisata China itu luar biasa,” katanya dalam acara Market Update Panin Asset Management, Rabu (11/1/2023).

Rudiyanto menyebutkan rata-rata pengeluaran satu wisatawan dalam satu kali perjalanan yaitu belasan juta rupiah. Jadi manfaat ekonomi yang mereka ciptakan akan luar biasa, dimana akan membuat efek resesi global tidak akan terlalu terasa.

Kemudian laporan keuangan emiten batu bara dan perbankan juga menjadi sentiment positif IHSG, karena bobotnya yang besar terhadap indeks.

“Laporan keuangan 2023 yang akan dikeluarkan sekitar akhir Februari sampai dengan Maret 2023 dimana saham perbankan menyumbang 40 hingga 50 persen IHSG,” lanjutnya.

Rudiyanto menyebutkan empat bank besar di Indonesia, BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI disebut masih punya ruang untuk mencatatkan pertumbuhan kredit. Bank dapat menaikkan suku bunga kredit sehingga laba bersih perbankan pada 2023 ini akan kembali mencetak rekor tertinggi.

Bagi emiten batu bara, Rudiyanto mengatakan secara fundamental laba emiten masih memiliki pertumbuhan yang baik meskipun tidak setinggi tahun lalu, karena masih panasnya harga komoditas tersebut.

“Meskipun tidak setinggi tahun lalu tapi masih tumbuh, karena harga batu bara masih jauh di atas biaya produksi. Alhasil kenaikan laba bersih di sektor batu bara masih akan terjadi,” imbuh Rudiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper