Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rilis Risalah Rapat The Fed, Rupiah Dibuka Melemah Rp15.615 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah dibuka melemah dengan turun 0,09 persen ke Rp15.615 per dolar AS pada perdagangan hari ini, jelang rilis risalah rapat The Fed.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level 15.615 pada perdagangan hari ini, Rabu (4/1/2023), jelang rilis risalah rapat The Fed.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,09 persen ke Rp15.615 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,05 persen ke 104,57.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka melemah. Di antaranya adalah dolar Hong Kong 0,01 persen, won Korea Selatan turun 0,34 persen, peso Filipina 0,44 persen, dan rupee India turun 0,18 persen.

Sementara itu, mata uang lainnya di Asia menguat pada perdagangan hari ini, seperti yen Jepang naik 0,26 persen, yuan China naik 0,21 persen, ringgit Malaysia naik 0,09 persen, dan baht Thailand naik 0,19 persen.

Sebelumnya Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar mendekati posisi terendah dalam tujuh bulan terakhir. Pasar sedang menunggu sejumlah indikator utama perekonomian AS pada pekan ini.

“Termasuk nonfarm payrolls untuk bulan Desember dan risalah pertemuan terbaru The Fed serta ekspektasi kebijakan moneter Bank Of Japan (BoJ) yang lebih ketat,” ujar Ibrahim dalam riset, Selasa (3/1/2023).

Ibrahim menilai pasar tengah fokus pada risalah pertemuan Federal Reserve pada pekan ini. Pasar akan mengamati sinyal the Fed mengenai kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang yang diperkirakan akan meningkat 25 basis poin pada Februari 2023.

Dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan Indonesia masih menghadapi perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hal ini belum lagi ditambah adanya konflik geopolitik yang akan meningkatkan harga komoditas sehingga memicu tingginya inflasi pada negara maju.

Jika dilihat secara makro, perekonomian Indonesia masih terbilang baik ketimbang dengan negara lain. Hal ini terlihat dari perekonomian Indonesia yang tumbuh 4,83 persen pada kuartal I/2022.

Ibrahim memproyeksi rupiah akan dibuka fluktuatif, tetapi ditutup melemah pada rentang Rp15.590-Rp15.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper