Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rebalancing Indeks MSCI Berlaku Efektif Hari Ini, IHSG Siap Tembus Level 8.100

IHSG berpeluang rebound menuju level 8.025-8.102 pada perdagangan Rabu (27/8/2025), jelang efektif rebalancing Indeks MSCI hari ini. Simak saham pilihan analis.
Dionisio Damara Tonce,Fahmi Ahmad Burhan
Rabu, 27 Agustus 2025 | 07:02
Investor mengamati layar pergerakan data saham dan IHSG di Jakarta, Kamis (17/7/2025).Bisnis/Himawan L Nugraha
Investor mengamati layar pergerakan data saham dan IHSG di Jakarta, Kamis (17/7/2025).Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang rebound menuju level 8.025-8.102 pada perdagangan Rabu (27/8/2025), jelang efektif rebalancing Indeks MSCI. Sejumlah saham turut masuk radar rekomendasi analis hari ini.

Tim analis MNC Sekuritas mengatakan IHSG ditutup melemah 0,27% ke level 7.905 pada perdagangan kemarin, Selasa (26/8/2025), yang disertai dengan munculnya volume penjualan yang relatif tinggi. MNC memperkirakan, posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave 1 dari wave (3) pada label hitam.

"Hal tersebut berarti, masih terdapat ruang IHSG menguat menguji 8.025-8.102, namun demikian tetap cermati akan adanya koreksi jangka pendek ke rentang 7.815-7.831, papar Tim Riset MNC Sekuritas, Rabu (27/8/2025).

Adapun, pada perdagangan hari ini, MNC Sekuritas menyebut level support IHSG akan berada di kisaran 7.800, 7.680, sedangkan level resistansi berada pada rentang 8.008, 8.103.

Saham-saham yang menjadi rekomendasi MNC Sekuritas pada perdagangan hari ini adalah BMRI, BUKA, BUMI dan GJTL.

BMRI - Buy on Weakness

Saham BMRI terkoreksi 1,01% ke 4,900 dan disertai dengan munculnya tekanan jual, koreksinya pun masih tertahan oleh MA60. Kami perkirakan, posisi BMRI saat ini sedang berada di awal wave [ii] dari wave C.

  • Buy on Weakness: 4,690-4,870
  • Target Price: 5,050, 5,150
  • Stoploss: below 4,660

BUKA - Spec Buy

Saham BUKA menguat 1,64% ke 180 dan disertai dengan munculnya tekanan jual. Kami perkirakan, posisi BUKA saat ini sedang berada pada bagian dari wave 5 dari wave (1).

  • Spec Buy: 171-178
  • Target Price: 189, 197
  • Stoploss: below 166

BUMI - Buy on Weakness

Saham BUMI bergerak flat ke 112 dan disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, pergerakan BUMI pun mampu berada di atas MA20. Saat ini, posisi BUMI diperkirakan sedang berada di awal wave (b).

  • Buy on Weakness: 108-111
  • Target Price: 122, 127
  • Stoploss: below 106

GJTL - Buy on Weakness

Saham GJTL terkoreksi 0,48% ke 1,030 dan disertai dengan munculnya volume penjualan, pergerakannya pun masih berada di bawah MA20. Kami perkirakan, posisi GJTL sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (B).

  • Buy on Weakness: 995-1,020
  • Target Price: 1,070, 1,090
  • Stoploss: below 990

Sentimen The Fed, Indeks MSCI & FTSE

Senada, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus juga memperkirakan indeks komposit dapat menyentuh level 8.000 pada perdagangan hari ini.

Menurutnya, kenaikan IHSG didukung oleh berbagai faktor, mulai dari sentimen pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI), rebalancing indeks FTSE dan MSCI, serta proyeksi adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.

“Proyeksi adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed berpotensi besar membuat aliran dana asing masuk ke pasar saham Indonesia, mengingat pada sepekan lalu juga terjadi inflow di pasar reguler sebesar Rp2,6 triliun,” tutur Indri.

Secara garis besar, mayoritas bursa negara berkembang saat ini tengah mengalami penguatan yang sama kuatnya, tak terkecuali Indonesia. Untuk itu, dia menilai bahwa pasar saham Indonesia masih cukup menarik di mata asing.

Menurutnya, sektor yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga dapat menjadi pilihan, seperti sektor perbankan, properti, infrastruktur dan juga telekomunikasi.

Seperti yang diketahui, sektor perbankan terdampak positif jika adanya pemangkasan suku bunga sebab dapat meringankan beban perusahaan dari sisi pencadangan dana.

“Sementara sektor properti, infrastruktur dan telekomunikasi juga turut diuntungkan karena dapat menurunkan beban bunga perusahaan sehingga berpotensi mempertebal margin perusahaan,” pungkas Indri.

sebagai informasi, rebalancing Indeks MSCI akan berlaku efektif pada hari ini, Rabu (27/8/2025), menandai masuknya PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) ke MSCI Global Standard Index. Posisi mereka menggantikan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang bergeser ke MSCI Small Cap Index.

Selain ADRO, saham lain yang masuk MSCI Small Cap antara lain PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG), PTRO, PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), serta PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG). Sementara itu, saham yang keluar dari MSCI Small Cap Index adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk. (PNLF).

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai rebalancing indeks global menjadi sinyal penting bagi fund manager internasional untuk melakukan akumulasi saham yang masuk dalam MSCI dan FTSE.

“Secara teoritis, saham-saham yang tergabung dalam MSCI dan FTSE menjadi pertimbangan bagi global fund manager untuk akumulasi emiten-emiten tersebut,” ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (26/8/2025).

Reydi Octa, penggiat pasar modal, menambahkan, masuknya DSSA dan CUAN ke MSCI Global Standard Index, serta DSSA ke FTSE Large Cap, memperkuat kepercayaan investor asing terhadap saham dengan kapitalisasi besar, likuid, dan prospek yang kuat.

“Ini berpotensi memicu aliran dana global dari dana kelolaan yang mengacu pada indeks atau pasif,” kata Reydi.

Ke depan, saham-saham yang masuk ke indeks FTSE dan MSCI, seperti DSSA, CUAN, CLEO, ULTJ, PTRO, dan RATU, diprediksi akan menjadi incaran investor asing karena peningkatan eksposur dari indeks global.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro